Scroll untuk baca berita
Kabar

Nelayan Ingatkan Gubernur Gorontalo Jangan “Omon-Omon” Soal Akses BBM

Avatar of Hibata.id✅
×

Nelayan Ingatkan Gubernur Gorontalo Jangan “Omon-Omon” Soal Akses BBM

Sebarkan artikel ini
Aksi protes Nelayan Kamis (11/12/2025) itu bukan yang pertama/Hibata.id
Aksi protes Nelayan Kamis (11/12/2025) itu bukan yang pertama/Hibata.id

Hibata.id – Halaman Rumah Dinas Gubernur Gorontalo seketika berubah menjadi lautan suara. Ratusan nelayan berdiri berdesakan, sebagian memegang poster lusuh.

Sebagian lain mengetuk-ngetuk jeriken kosong—simbol paling nyata dari jeritan mereka selama berbulan-bulan, kelangkaan BBM bersubsidi yang tak kunjung selesai.

Di tengah panas yang menyengat, satu kalimat terus terdengar berulang. Janji pemerintah tinggal omon-omon.

Bagi para nelayan, omongan yang pernah membuat mereka berharap kini terasa sekadar angin lalu.

Aksi protes Kamis (11/12/2025) itu bukan yang pertama. Sebagian dari mereka sudah bolak-balik mengadu, tetapi antrean panjang BBM tetap saja menghantui setiap kali mereka hendak melaut.

Banyak di antara mereka kini terpaksa merogoh kantong lebih dalam membeli BBM non-subsidi, meski hasil tangkapan tidak selalu menutupi biaya.

“Kami nelayan susah untuk mendapatkan BBM, mana janji pemerintah kepada kami nelayan?” seru Sarlis Mantu, suaranya menggema di antara kerumunan.

Baca Juga:  Uang Rp 106 Juta Raib, Nasabah BRI Unit Sumalata Tagih Kejelasan

Sorot matanya tajam, bukan karena marah semata, tetapi karena lelah menunggu solusi yang tak kunjung tiba.

Di sisi lain, seorang orator lain kembali mempertegas kekecewaan yang mengendap lama di dada para nelayan.

“Gubernur jangan hanya omon-omon, tidak menepati janjinya kepada para nelayan,” ujarnya, disambut koor persetujuan massa.

Keluhan itu bukan tanpa alasan. Pada Agustus 2025, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail pernah berkomitmen menuntaskan persoalan BBM.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah memetakan masalah dalam dua kategori, lokal dan nasional.

“Untuk masalah lokal seperti kelangkaan BBM, kami segera mengambil tindakan dengan mengalihkan kuota dari SPBU Inengo ke Talumolo,” kata Gusnar ketika itu.

Ia juga memastikan Satpol PP akan memperketat pengawasan agar penyaluran BBM tepat sasaran.

Untuk persoalan di level pusat, ia berjanji menyampaikan aspirasi nelayan kepada BPH Migas dan menghadap langsung Menteri Kelautan dan Perikanan guna meminta tambahan kuota BBM.

Baca Juga:  BMKG: Kemarau Basah Berlangsung hingga Agustus 2025, Waspadai Hal Berikut

Namun, di lapangan, para nelayan mengaku belum melihat perubahan berarti. Ombak tetap harus mereka hadapi, tetapi tidak ada gunanya tanpa solar di tangki perahu.

Sementara itu, di tempat terpisah, Juru Bicara Gubernur Gorontalo Alvian Mato memberikan penjelasan berbeda. Ia menilai upaya pemerintah sudah berjalan, meski belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.

“Untuk kuota BBM nelayan, sebenarnya masalah itu sudah diatasi. Penambahan kuota telah dilakukan di SPBU Tenda, dan sekarang SPBN Kompak Bilungala juga sudah mulai beroperasi,” jelas Alvian.

Ia tidak menampik bahwa stok solar di Gorontalo diproyeksikan menipis menjelang akhir Desember.

“Memang menurut perhitungan Pertamina, stok solar secara umum di Gorontalo diperkirakan akan menipis dan bisa habis pada 21 Desember 2025. Tetapi itu tidak mempengaruhi kuota khusus nelayan karena sudah diatur dan dialokasikan sebelumnya,” katanya.

Baca Juga:  PETI Dulupi Ternyata Terorganisir, Eks Presiden BEM Diduga jadi Pengumpul Uang "Atensi"

Untuk memastikan pasokan tetap stabil, langkah antisipasi juga disiapkan.

“Pihak Pertamina sudah melakukan antisipasi dengan meminta tambahan distribusi dari Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Jadi suplai untuk nelayan tetap kami upayakan aman,” tutupnya.

Di tengah dua narasi berbeda itu, para nelayan hanya menunggu satu hal, kepastian. Bagi mereka, BBM bukan sekadar bahan bakar; ia adalah sumber kehidupan, penentu apakah keluarga mereka bisa makan malam ini atau tidak.

Dan hingga hari itu, jeriken kosong yang mereka angkat di depan rumah dinas gubernur masih tetap kosong—menyimpan harapan yang belum terisi.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel