Hibata.id – Nama Norma Ali Paputungan, dikenal juga sebagai Mama Arfa (NAP), menjadi sorotan publik sebagai salah satu pengusaha muda inspiratif di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Ibu rumah tangga asal Kelurahan Pobundayan itu berhasil mengembangkan Butik Arfa dari bisnis kecil di rumah hingga menjadi usaha fashion yang ikut menggerakkan ekonomi masyarakat.
Perjalanan bisnis Norma dimulai secara sederhana. Ia memanfaatkan teras rumahnya sebagai lokasi awal penjualan, sementara sang suami membuka jasa jahit rumahan.
Norma konsisten memasarkan produknya melalui media sosial, terutama Facebook, dengan strategi harga kompetitif dan layanan responsif kepada pelanggan.
Dalam waktu yang relatif singkat, upaya tersebut membuahkan hasil. Butik Arfa berkembang dari usaha kecil menjadi toko besar dengan koleksi beragam pakaian.
Keberhasilan Norma tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarganya, tetapi juga memberi dampak ekonomi di lingkungan sekitar.
Norma Ali Paputungan merekrut tenaga kerja lokal untuk memenuhi kebutuhan operasional toko. Kehadiran Butik Arfa turut membantu mengurangi angka pengangguran di Kotamobagu dan mendapat dukungan pemerintah daerah sebagai UMKM yang mampu membuka peluang kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Filosofi Bisnis dan Kepedulian Sosial
Di berbagai unggahan media sosialnya, Norma sering membagikan prinsip yang ia pegang dalam membangun usaha. Ia menyebut kegigihan, ketekunan, dukungan keluarga, dan rasa syukur sebagai kunci utama kesuksesan.
Sebagai wujud rasa syukur, ia aktif melakukan kegiatan sosial bersama keluarga. Norma dikenal rutin membagikan paket sembako, menyelenggarakan sunatan massal gratis, hingga memberikan bantuan kepada pekerja informal seperti pengemudi bentor. Untuk karyawannya sendiri, ia kerap memberikan hadiah dan bahkan mengajak mereka berlibur sebagai bentuk apresiasi.
Dalam satu pekan terakhir, nama Norma kembali ramai diperbincangkan di platform Facebook. Perhatian publik muncul setelah muncul dugaan saling sindir antara Norma dan pengguna Facebook bernama Nyai. Meski demikian, perhatian netizen justru membuat kisah perjalanan bisnis dan konsistensinya kembali diangkat ke permukaan.
Norma Ali Paputungan tetap menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap berusaha, bekerja keras, dan melibatkan Tuhan dalam setiap ikhtiar.
Ia kini menjadi motivasi bagi banyak kalangan muda di Kotamobagu, meskipun namanya tengah disorot akibat dinamika di dunia digital.












