Scroll untuk baca berita
Berita

Penggunaan Anggaran KPU dan Bawaslu, Antara Hiburan dan Pendidikan Politik

×

Penggunaan Anggaran KPU dan Bawaslu, Antara Hiburan dan Pendidikan Politik

Sebarkan artikel ini
Fadli mahasiswa yang terlibat dalam survei terhadap masyarakat/Hibata.id
Fadli mahasiswa yang terlibat dalam survei terhadap masyarakat/Hibata.id

Hibata.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gorontalo baru-baru ini mendapat sorotan terkait penggunaan anggaran yang dinilai tidak efektif.

Pada tanggal 11 Oktober lasu, KPU mengundang band legendaris Jamrud untuk tampil dalam sebuah acara, sementara Bawaslu mengundang grup musik rock Kotak pada 12 Oktober.

Scroll untuk baca berita

Baca Juga: Konser Kotak yang Dilaksanakan Bawaslu Gorontalo Bakal Diguyur Hujan

Kritik muncul dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, yang mempertanyakan efektivitas kegiatan tersebut dalam meningkatkan partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap politik.

Baca Juga:  Mendorong Kota Gorontalo Jadi Pusat UMKM: Strategi Menuju Ekonomi Berkelanjutan

Penggunaan dana besar untuk mengundang artis populer dianggap tidak memberikan dampak langsung terhadap pendidikan politik di masyarakat.

Banyak daerah di pelosok, khususnya di Provinsi Gorontalo, masih minim sentuhan pendidikan politik. Padahal, di era saat ini, pemahaman politik sangat penting agar masyarakat lebih sadar akan hak dan tanggung jawab mereka dalam pemilu.

Fadli mahasiswa yang terlibat dalam survei terhadap masyarakat mengungkapkan, bahwa pandangan masyarakat terhadap pemilu masih sangat pragmatis.

Baca Juga: Konser KPU dan Bawaslu di Gorontalo Menuai Sorotan Pedas

Baca Juga:  Polda Gorontalo Peringati Isra Mi'raj 1446 H, Tekankan Nilai Kejujuran dan Amanah

Banyak yang mengaku memilih calon kepala daerah berdasarkan iming-iming uang atau serangan fajar, sebuah fenomena yang mencerminkan betapa kuatnya praktik money politics.

“Saya akan memilih calon yang memberi uang, itu yang kami pilih,” ujar Fandi mengulai perkaataan salah satu responden dalam sebuah survei.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah bagi KPU dan Bawaslu dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat, terutama di daerah pedalaman.

Menurutnya, alokasi anggaran untuk konser artis seharusnya bisa digunakan untuk program-program yang lebih bermanfaat. Seperti sosialisasi dan pendidikan politik di daerah terpencil.

Baca Juga:  Transformasi Sulaman Karawo Khas Gorontalo Menjadi Outfit Modern

Jika tidak, kegiatan ini hanya akan terlihat sebagai ajang adu gengsi antar lembaga, tanpa menghasilkan output yang signifikan bagi demokrasi.

Kritik ini menjadi cerminan bahwa masyarakat, terutama kalangan muda. Dirinya berharap KPU dan Bawaslu lebih bijak dalam menggunakan anggaran negara.

Alih-alih fokus pada hiburan, mereka menuntut program-program yang lebih substansial dalam meningkatkan pemahaman politik dan partisipasi masyarakat dalam pemilu.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600