Scroll untuk baca berita
Kabar

Pohuwato Half Marathon Membawa Maut, BSG Bicara Takdir

×

Pohuwato Half Marathon Membawa Maut, BSG Bicara Takdir

Sebarkan artikel ini
Lari maraton.(Unsplash/Miguel A Amutio)
Lari maraton.(Unsplash/Miguel A Amutio)

Hibata.id – Semarak Half Marathon Pohuwato mendadak berubah menjadi kabar duka. Dua pegawai Bank Sulawesi Utara Gorontalo (BSG) Cabang Marisa tersengat listrik saat memasang umbul-umbul promosi, Selasa (10/6). Seorang di antaranya, Amiruddin, meninggal dunia di lokasi kejadian. Rekannya mengalami luka serius.

Insiden nahas itu terjadi di kawasan Bundaran Pohuwato. Tayangan video yang tersebar di media sosial memperlihatkan dua pria tergeletak di aspal, dikelilingi warga yang panik memberi pertolongan.

Scroll untuk baca berita

Pimpinan Cabang BSG Marisa, Zulhijas Arda Rasyid, atau akrab disapa Ijas, angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa kejadian itu murni kecelakaan kerja dan tidak berkaitan langsung dengan panitia penyelenggara Half Marathon.

Baca Juga:  Skandal PETI Pohuwato, Mahasiswa Sebut Nama Kombes Rudi dalam Aksi Unjuk Rasa

“Kami tidak menyalahkan panitia. Ini murni kegiatan internal kami sebagai bentuk dukungan terhadap event daerah,” kata Ijas kepada Hibata.id, Jumat (13/6).

Menurut Ijas, Bank SulutGo sebagai bank milik daerah selalu menjadi bagian dari kegiatan pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan, termasuk menjadi sponsor Half Marathon Pohuwato.

“Kami ini bank daerah. Selama ini kami menjadi support system kegiatan-kegiatan daerah, baik pemerintahan, sosial, hingga kewartaan. Kami selalu berkontribusi karena kami bagian dari daerah ini,” ujar Ijas.

BSG turut meramaikan acara dengan memasang umbul-umbul promosi di berbagai titik strategis. Namun, karena Senin merupakan hari libur dan Selasa ada kegiatan di Tilamuta, pemasangan baru dilakukan pada Rabu pagi.

Baca Juga:  Ekonomi Gorontalo Triwulan III 2024, Pertumbuhan Positif Tercatat

Ijas menyebut, pekerjaan tersebut dilakukan oleh staf internal yang sehari-hari juga melayani nasabah di kantor. “Ini sudah menjadi bagian dari kegiatan rutin kami dalam mendukung program daerah,” ujarnya.

Amiruddin, korban yang meninggal dunia, awalnya tidak termasuk dalam tim pemasang. Ia datang ke lokasi untuk mengantar tambahan umbul-umbul karena jumlah yang tersedia kurang. Saat tiba, ia melihat rekan-rekannya sedang menggali lubang dan memegang tiang, lalu spontan ikut membantu.

“Karena ada angin, tiang terangkat dan ujung umbul-umbul menyentuh kabel listrik di atas. Amiruddin langsung jatuh tersengat, sementara satu orang lainnya terpental,” jelas Ijas.

Baca Juga:  Ada 'Tim Joker' di Balik Beroperasinya PETI Balayo?

BSG, kata Ijas, telah memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Tragedi ini seharusnya jadi pengingat bahwa keselamatan kerja tak boleh dianggap remeh, bahkan dalam kegiatan yang bersifat sukarela sekalipun. Sponsor bukan sekadar penyumbang dana, tetapi juga mitra kerja yang berhak atas pengaturan teknis yang aman dan terencana.

“Ini sudah takdir, ketetapan ilahi,” ujar Ijas lirih, saat mengenang mendiang pegawainya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600