Politik

Program IRIS Dikritik, Aktivis: Bukti Jurkam Lawan Tidak Mampu Jual Nama Paslon Sendiri

×

Program IRIS Dikritik, Aktivis: Bukti Jurkam Lawan Tidak Mampu Jual Nama Paslon Sendiri

Sebarkan artikel ini
Aktivis dan ketua peguyuban mahasiswa di Bone Bolango, Fahrul Wahidji. (Foto: Istimewa)
Aktivis dan ketua peguyuban mahasiswa di Bone Bolango, Fahrul Wahidji. (Foto: Istimewa)

Hibata.id – Aktivis dan ketua peguyuban mahasiswa di Bone Bolango, Fahrul Wahidji, mengecam pernyataan Faisal Yunus, pendukung pasangan calon bupati, yang menganggap program IRIS tidak realistis.

Fahrul menilai kritik tersebut sebagai langkah tidak produktif yang mencerminkan ketidakmampuan Faisal untuk mempromosikan paslon mereka.

Ia menegaskan bahwa dalam kontestasi politik, semua pihak memiliki hak untuk menyampaikan program mereka, sesuai dengan undang-undang dan regulasi KPU serta Bawaslu.

Fahrul menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dalam kampanye sebagai bagian dari demokrasi yang harus dihormati.

Baca Juga:  Oknum ASN Ajak Dukung AT-FM Sekali Lagi, Begini Kata Bawaslu Banggai

Baca juga: Jika Terpilih, IRIS akan Naikkan Insentif Bulanan Imam, Guru Ngaji, dan Pegawai Syara

“Saya melihat serangan ini menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam mempromosikan paslon, sehingga mereka terpaksa menyerang program dan individu lain,” ungkap Fahrul.

Fahrul juga menjelaskan bahwa program unggulan IRIS, “Dua Ekor Sapi per Kepala Keluarga,” bukanlah janji kosong, melainkan pengembangan dari kebijakan sukses Ismet Mile saat menjabat Bupati Bone Bolango 2005-2010.

Program “Sapi untuk Rakyat” saat itu berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, dan kritik terhadapnya mengabaikan fakta sejarah tersebut.

Baca Juga:  Mengenal Ganjar Pranowo Politisi Asal Jawa Tengah yang Terbuka

Dia menambahkan bahwa program ini menunjukkan keberanian untuk melanjutkan kebijakan yang telah terbukti bermanfaat.

Baca juga: 20 Ribu Pendukung IRIS Siap Hadiri Kampanye Akbar di Lapangan Likada Kabila

Fahrul mengecam serangan personal terhadap Fanly Katili, pengacara pasangan IRIS, yang dianggap tidak relevan dengan substansi kampanye.

Ia menilai tindakan ini sebagai cara yang tidak konstruktif untuk melemahkan lawan politik.

Baca Juga:  Sejarah Singkat PDIP yang Hari ini Berumur 51 Tahun

“Mereka menyerang Fanly Katili, yang tidak dikenal luas di Gorontalo, menunjukkan serangan ini lebih bersifat kekanak-kanakan daripada kritik yang berbobot,” tegasnya.

Fahrul mengajak semua pihak untuk fokus pada isu-isu relevan dan memberikan solusi konkret bagi masyarakat Bone Bolango.

“Kita harus mengedepankan gagasan dan program pro-rakyat, karena kampanye adalah kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat melalui kebijakan yang realistis,” tutup Fahrul.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600