Hibata.id – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Gorontalo memilih bersikap hati-hati di tengah meningkatnya tensi internal di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ketua PWNU Gorontalo, Ibrahim Sore, menegaskan bahwa pihaknya belum berpihak kepada Syuriyah PBNU maupun kepada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Ibrahim menuturkan, keputusan untuk menahan diri merupakan bentuk tanggung jawab organisasi agar PBNU dapat menyelesaikan persoalan secara bijak.
“Kita berhati-hati, bukan tidak peduli, bukan pasif, bukan tidak mau tahu. Kita memberi ruang kepada PBNU untuk mencari jalan terbaik dari persoalan ini,” ujar Ibrahim.
Ia menilai situasi internal NU saat ini sangat sensitif karena pihak-pihak yang berselisih masih memiliki hubungan kekeluargaan.
PWNU Gorontalo tidak ingin salah langkah saat peluang rekonsiliasi tetap terbuka.
“Kalau mereka berdamai dan bersatu kembali, sementara kita sudah memilih salah satu, maka kita berada pada posisi sulit,” tuturnya.
Sikap tersebut disampaikan setelah beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang disebut berlangsung di Jakarta pada 20 November 2025.
Dalam dokumen itu, Ketua Umum PBNU Gus Yahya dikabarkan diminta mengundurkan diri dalam waktu tiga hari. Bila tidak, Syuriyah PBNU disebut akan mengambil langkah pemberhentian.
Risalah dimaksud diklaim merupakan hasil musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam setelah menilai sejumlah dugaan pelanggaran AD/ART serta aktivitas ketua umum yang dianggap tidak sejalan dengan nilai NU.
Menanggapi isu tersebut, Gus Yahya menyatakan belum menerima pemberitahuan resmi dari Syuriyah PBNU dan menegaskan tidak berniat mundur.
“Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Saya mendapat amanah dari muktamar untuk lima tahun,” kata Gus Yahya.
Ia menambahkan, Rapat Harian Syuriyah tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan ketua umum berdasarkan AD/ART.
Perbedaan pandangan ini memicu respons dari berbagai PWNU di Indonesia dan membuat dinamika internal NU semakin mengemuka di publik.
Di tengah situasi nasional yang memanas, PWNU Gorontalo menegaskan fokus untuk menjaga stabilitas organisasi di daerah. Ibrahim menyampaikan bahwa komunikasi dengan pengurus pusat terus dilakukan secara intensif.
“Komunikasi tetap kita lakukan agar persoalan ini dapat terselesaikan secara baik dan damai,” tutupnya.












