Scroll untuk baca berita
Lingkungan

Sekolah Jagat: Melatih Kepemimpinan Orang Muda untuk Aksi Penyelamatan Lingkungan

×

Sekolah Jagat: Melatih Kepemimpinan Orang Muda untuk Aksi Penyelamatan Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Sekolah Jagat yang diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian. (Foto: Dok. GUSDURian)
Kegiatan Sekolah Jagat yang diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian. (Foto: Dok. GUSDURian)

Hibata.id – “Baunya sangat menyengat,” kenang Fatin Ilfi, salah satu fasilitator Sekolah Jagat, setelah mengunjungi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Manado, Sulawesi Utara. Bersama tiga puluh orang muda lintas agama, Fatin melakukan sesi penginderaan atau sensing. TPS dipilih untuk melatih kesadaran mereka mengenai dampak sampah yang seringkali tidak disadari, namun memberikan pengaruh besar bagi kehidupan banyak orang.

Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sekolah Jagat yang diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian. Sekolah Jagat, yang merupakan akronim dari Jejaring Agama untuk Gerakan Alam dan Toleransi, diadakan sebagai ruang belajar dan konsolidasi gerakan bagi penggerak lintas iman, terutama terkait isu toleransi dan ekologi. Program ini terlaksana berkat kerja sama antara Yayasan Bani Kyai Haji Abdurrahman Wahid dan Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri.

Scroll untuk baca berita

Sekolah Jagat diselenggarakan selama enam bulan, mulai Februari hingga Agustus 2025. Rangkaian awal berupa pelatihan kepemimpinan yang telah dilaksanakan di lima kota: Manado, Sulawesi Utara dan Depok, Jawa Barat pada 13-16 Februari 2025, serta di Yogyakarta, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Mojokerto, Jawa Timur pada 20-23 Februari 2025. Sebanyak 150 penggerak lintas agama mengikuti agenda ini.

Baca Juga:  Polres Pohuwato Disorot, Ketua LA-HAM Ungkap Dampak PETI Terhadap Lingkungan

Selanjutnya, para peserta akan melakukan pendampingan di komunitas-komunitas sekitar mereka. Rangkaian kegiatan ini akan diakhiri dengan presentasi hasil prototipe aksi lingkungan yang dilakukan di masing-masing komunitas, yang rencananya akan diadakan pada bulan Agustus.

Direktur Sekolah Jagat, Jay Akhmad, menyebutkan bahwa Sekolah Jagat bertujuan untuk mendekatkan isu lingkungan kepada masyarakat. Selama ini, sudah ada komunitas di Jaringan GUSDURian yang bergerak di isu lingkungan, namun masalah ini masih belum menjadi perhatian utama di banyak komunitas.

Baca Juga:  Sampah di Indonesia Jika Ditumpuk Bisa Sampai ke Bulan

“Di Jaringan GUSDURian, terdapat sekitar 130 komunitas yang bergerak di akar rumput. Kami mengupayakan agar isu lingkungan bisa menjadi perhatian setiap komunitas. Karena semua orang merasakan dampak kerusakan lingkungan, meskipun seringkali mereka belum menyadarinya,” ujarnya.

Jay juga menambahkan bahwa isu lingkungan sangat luas, mencakup pengelolaan sampah hingga krisis iklim. Di beberapa kota, pengelolaan sampah yang buruk bahkan berdampak pada kesehatan masyarakat. “Kita perlu mengajak semua pihak untuk bergabung dalam gerakan penyelamatan lingkungan. Kita hanya punya satu bumi yang perlu kita lestarikan,” imbuhnya.

Jaringan GUSDURian melihat bahwa isu lingkungan masih jarang disampaikan dalam forum-forum atau kurikulum pendidikan keagamaan, dan jika ada, jumlahnya sangat terbatas. Melalui Sekolah Jagat, Jaringan GUSDURian berupaya melakukan kolaborasi dengan melibatkan jejaring lintas agama untuk melakukan aksi nyata dalam upaya penyelamatan lingkungan.

Baca Juga:  Alih-alih Hilirisasi Manfaat PETI Program Yosar, Kini Warga Pohuwato Panen Banjir

Zain, peserta dari Tasikmalaya, mengapresiasi agenda ini karena teori yang diberikan sangat berguna bagi gerakan. Ia yang saat ini terlibat dalam Sekolah Alam di Tasikmalaya berencana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di Sekolah Jagat dalam komunitas yang dikelolanya bersama teman-temannya.

Sementara itu, Ersandi Paputungan, salah satu peserta dari Bolaang Mongondow Timur, mengaku bahwa melalui Sekolah Jagat dirinya mulai menyadari bahwa mengatasi masalah lingkungan bukan hanya tanggung jawab satu kelompok atau organisasi, melainkan tanggung jawab bersama.

“Kolaborasi lintas komunitas sangatlah perlu, dan perubahan harus dilakukan secara kolektif,” tegasnya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600