Scroll untuk baca berita
Kabar

Tak Disangka, Mahasiswa UNG Sulap Sampah Daun Jadi Pupuk Bernilai

Avatar of Hibata.id✅
×

Tak Disangka, Mahasiswa UNG Sulap Sampah Daun Jadi Pupuk Bernilai

Sebarkan artikel ini
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program UNG Mengajar yang dijalankan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)/Hibata.id
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program UNG Mengajar yang dijalankan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)/Hibata.id

Hibata.id – Pagi itu, halaman SMAN 1 Kabila, Kabupaten Bone Bolango, tampak berbeda. Tumpukan daun kering yang biasanya hanya disapu dan dibuang, kini menjadi bahan belajar bagi puluhan siswa.

Di bawah pendampingan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), sampah organik perlahan diolah menjadi sesuatu yang bernilai: pupuk kompos.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program UNG Mengajar yang dijalankan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Melalui program pengabdian kepada masyarakat ini, mahasiswa membawa pembelajaran keluar dari ruang kelas dan menghadirkannya langsung di lingkungan sekolah.

Sebanyak 25 siswa kelas XII terlibat aktif sejak awal kegiatan. Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi ikut memegang, mengolah, dan mencampur bahan kompos.

Baca Juga:  Kanwil Kemenag Gorontalo Dinilai Lakukan Pembohongan Publik Terkait Tukin P3K

Proses belajar pun berlangsung secara alami, melalui praktik langsung yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi tentang pengelolaan sampah organik dan manfaat pupuk kompos bagi lingkungan.

Setelah itu, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk mempraktikkan pembuatan kompos dari daun kering dan kotoran sapi dengan bantuan aktivator EM4.

Daun-daun kering dikumpulkan, digunting, lalu dicampur dengan kotoran sapi menggunakan dua metode, yakni metode campur dan metode selang-seling. Larutan EM4 dan air kemudian ditambahkan sebelum seluruh bahan difermentasi selama 14 hari dengan pemantauan berkala.

Baca Juga:  Gaji ke-13 Pensiunan PNS Segera Cair, Pemerintah Pastikan Kenaikan 12 Persen
Kegiatan program UNG Mengajar yang dijalankan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)/Hibata.id
Kegiatan program UNG Mengajar yang dijalankan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)/Hibata.id

Di balik aktivitas siswa yang penuh antusiasme tersebut, peran mahasiswa UNG Mengajar menjadi penghubung antara teori dan praktik. Pendampingan dilakukan secara intensif agar setiap tahapan dapat dipahami dengan baik oleh para peserta.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UNG Mengajar, Nur Mustaqimah, S.Pd., M.Pd., menilai kegiatan ini memiliki nilai pendidikan yang kuat, baik bagi siswa maupun mahasiswa.

“Kegiatan ini sangat positif karena tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan baru, tetapi juga menanamkan karakter peduli lingkungan serta menunjukkan peran aktif mahasiswa dalam menghadirkan program yang berkelanjutan di sekolah,” ujarnya.

Apresiasi juga datang dari pihak sekolah. Guru pamong sekaligus guru Biologi SMAN 1 Kabila, Maryam Labari, S.Pd., menyebut keterlibatan langsung siswa dalam setiap proses menjadikan kegiatan ini lebih bermakna.

Baca Juga:  The Gorontalo Institute Hidupkan Semangat Sumpah Pemuda Lewat Gorontalo Youth Summit 2025

Menurutnya, pupuk kompos yang dihasilkan tidak berhenti sebagai hasil praktik semata. Kompos tersebut akan dimanfaatkan untuk tanaman di lingkungan sekolah, sehingga siswa dapat melihat langsung dampak dari apa yang telah mereka kerjakan.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNG Mengajar berharap siswa mampu memandang sampah organik bukan lagi sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya yang dapat dikelola secara mandiri.

Dari halaman sekolah yang sederhana, benih kepedulian terhadap lingkungan pun mulai ditanam dan diharapkan tumbuh berkelanjutan.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel