Pasalnya, korban hampir 21 orang, ada pekerja TKI dan TKA meninggal dunia, serta lainya luka berat dan mengakibatkan cacat permanen. Ledakan ini juga dipicu oleh las oxy asetilin.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah menilai, kecelakaan berulang di PT ITSS, membuktikan lemahnya pengawasan dan adanya pembiaran oleh pemerintah.
Hal itu dikarenakan tidak ada tanda-tanda perbaikan sama sekali yang dilakukan oleh perusahaan berbendera Tiongkok ini.
Baca juga: Ormas Keagamaan Kelola Tambang, Menteri LHK: Ketimbang Tiap Hari Cari Proposal
Padahal insiden ledakan yang terjadi tanggal 23 Desember 2023 lalu, menjadi pembelajaran untuk memperbaiki sistem SMK3 di PT ITSS dan Kawasan IMIP secara keseluruhan.
Apalagi, dua orang pekerja yang menjadi korban ledakan pada 13 Juni lalu itu, hanya diangkut menggunakan mobil dump truk berwarna hijau.
“Evakuasi korban yang tidak memenuhi standar di kawasan IMIP ini membuktikan salah satu contoh sangat amburadulnya manajemen SMK3,” kata Wandi kampainer Walhi Sulteng
Baca halaman berikutnya…