Hibata.id – Drama gas elpiji 3 kilogram di Pohuwato makin panas. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pohuwato sampai beri ultimatum keras ke Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop).
Ketua PMII Cabang Pohuwato, Hijrat Sumaga, ngomong blak-blakan pas rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD. Ia bilang distribusi gas elpiji subsidi bikin warga makin resah.
“Kalau hari ini Kadis Perindagkop tidak menyelesaikan seluruh persoalan yang terjadi, kami memberikan ultimatum lebih baik mundur dari jabatan kalau tidak mampu menyelesaikan. Karena ini menyangkut hidup masyarakat, bagaimana persoalan ekonomi masyarakat yang memang gas elpiji itu seharusnya diperuntukan bagi masyarakat miskin,” tegas Hijrat.

PMII juga nyorot dugaan nakalnya pangkalan yang lebih ngasih prioritas ke ASN dan pengecer dibanding rakyat kecil, khususnya di Kecamatan Buntulia. Mereka menilai pengawasan dinas masih lemah banget.
Sementara itu, Kadis Perindagkop Pohuwato, Ibrahim Kiraman, coba meluruskan. Katanya, gas di Pohuwato tidak langka, hanya permintaan yang lagi naik gegara Maulid Nabi.
“Gas LPG di Pohuwato ini tidak ada kelangkaan. Hanya saja di bulan ini sudah di akhir bulan, kita sebagai masyarakat Islam yang dikenal dengan peringatan Maulid Nabi, sehingga permintaan melonjak. Survei kami di lapangan menunjukkan kebutuhan meningkat. Sama halnya dengan bulan suci Ramadan, kebutuhan gas harus terpenuhi dan pihak agen wajib menata kembali pola penyaluran,” jelas Ibrahim.
Biar jelas, ini data distribusi LPG di Pohuwato:
-
Agen Mitra Gas – 48 pangkalan, kuota 560 tabung/hari (±16.240 tabung/bulan).
-
PT Maleo Asera Gas – 57 pangkalan, kuota 560 tabung/hari (±14.560 tabung/bulan).
-
PT Rismita – 256 pangkalan, kuota 3.360 tabung/hari (±81.000 tabung/bulan + 17.000 tambahan).
Ibrahim bilang, sebentar lagi bakal ada agen baru dari Koperasi Merah Putih yang lagi ngurus izin. Dia juga wanti-wanti kalau beli gas 3 kg nggak bisa sembarangan.
“Kalau di pangkalan, gas sudah disalurkan agen, kemudian ada yang datang terlambat, tentu tidak dapat, karena satu hari sebelum penyaluran sudah ada pendaftaran. Jika pangkalan tidak menginput sesuai aturan, maka kuota tidak akan keluar,” tegasnya.
Soal pengecer, Ibrahim ngaku emang ada sekitar 60 ribu tabung yang beredar di lapangan. Tapi dia pastikan harga resmi di pangkalan tetap Rp20.000 per tabung.












