Hibata.id – Harga beras di berbagai pasar tradisional di Gorontalo mengalami kenaikan. Fenomena ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang tengah bersiap menyambut bulan suci Ramadhan.
Kenaikan harga beras, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, dikhawatirkan akan memberikan beban tambahan bagi warga, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok selama bulan puasa.
Berdasarkan pantauan, harga beras jenis medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp14.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp17.000 per kilogram. Sementara itu, beras jenis premium juga mengalami kenaikan harga dari Rp16.500 menjadi Rp18.500 per kilogram.
Baca Juga:
Pengobatan Gratis Bareng Dokter Spesialis Hadir di Bone Bolango
Pesan Merlan S. Uloli Untuk Caleg Terpilih DPRD Bone Bolango
Kenaikan harga ini dirasakan cukup signifikan oleh masyarakat yang tengah bersiap untuk menjalankan ibadah puasa. Penyebab kenaikan harga beras ini bervariasi, salah satunya adalah meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan.
Dimana banyak keluarga yang berusaha menyiapkan kebutuhan pokok selama bulan puasa. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu juga berpengaruh terhadap produksi padi, sehingga mempengaruhi pasokan beras ke pasar.
“Banyak yang membeli beras dan dijual kembali, jadi beras jadi mahal. Belum lagi cuaca yang mempengaruhi pasokan beras dari petani,” kata Yurno salah satu pedagang di pasar tradisional Gorontalo.
Sementaran itu, Bulog Provinsi Gorontalo memastikan bahwa stok beras, gula pasir, tepung, minyak goreng hingga daging sapi beku masih tersedia hingga tiga bulan kedepan.
Kepala Bulog Cabang Gorontalo Munafri Syamsudin mengungkapkan untuk ketersediaan beras di pihaknya masih aman, meskipun ketersediaan di para petani masih berkurang.
Menurutnya hal ini dikarenakan saat ini baru saja dimulai musim panen yang diperkirakan akan memasuki puncaknya pada bulan April 2024 nanti.
Munafri membeberkan khusus untuk Kabupaten Bone Bolango, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan setiap harinya gencar melakukan operasi pasar dengan menjual beras SPHP dan komoditi lainnya dengan harga yang murah.
“Jadi tidak ada kondisi bahwa kita akan kekurangan beras, karena stok medium yang SPHP ada sekitar 800 ton dan akan bertambah lagi kurang lebih 3.300 ton yang sementara dalam perjalanan,”kata Munafri Syamsudin.
Munafri memastikan kondisi ini akan stabil dan tidak akan ada produk atau komoditi yang stoknya berkurang. Ia pun berharap, menjelang bulan Ramadhan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri nanti, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok yang dikuasai Bulog, para distributor maupun yang ada di penggilingan-penggilingan masih cukup tersedia.