Hibata.id – Pengetahuan lokal di Gorontalo selama ini diwariskan secara lisan—dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari ritual adat, teknik bertani tradisional, hingga cara membaca musim tanam. Namun, semua itu terancam lenyap jika tak segera didokumentasikan.
Melihat urgensi tersebut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo menggagas program pelatihan media digital berbasis desa: Pelatihan dan Pembuatan Website Sebagai Pusat Informasi untuk Praktik-praktik Pengetahuan dan Keahlian Lokal. Inisiatif ini menyasar anak-anak muda di pedesaan, agar mampu menulis, memotret, membuat video, hingga mengelola website secara mandiri.
Gagasan utamanya sederhana: pengetahuan lokal tidak hanya hidup di ladang atau ruang ritual, tetapi juga bisa diabadikan di ruang digital—agar tetap lestari dan bisa diakses lintas generasi.
Program ini pertama kali digelar pada 2023 di Desa Bontula, Kabupaten Gorontalo. Kini, kegiatan serupa dilaksanakan di Dusun Tangga II, Desa Saritani, Kabupaten Boalemo. Berbeda dari sebelumnya, pelatihan kali ini berlangsung di rumah warga, menciptakan suasana belajar yang lebih akrab dan kontekstual.
Para peserta—yang mayoritas adalah pemuda desa—dibekali keterampilan jurnalistik dasar: mulai dari penulisan berita, fotografi, produksi video sederhana, hingga pengelolaan media sosial dan website desa. Pelatihan juga dilengkapi dengan sesi pre-test dan post-test untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta berkembang.
Namun pelatihan ini bukan sekadar transfer keterampilan teknis. AJI Gorontalo juga menekankan pentingnya kesadaran akan nilai pengetahuan lokal. Misalnya, praktik panggoba dan dayango di masyarakat Gorontalo, atau teknik membaca musim tanam yang diwariskan komunitas Jawa di Saritani. Semua itu menyimpan kekayaan budaya dan pengetahuan yang berharga, tetapi kerap terabaikan.
“Program ini langkah awal untuk memantik kesadaran, sekaligus bekal pemuda dalam menjaga pengetahuan lokal lewat media digital,” kata Renal Husa, koordinator kegiatan yang didukung oleh Global Environment Facility-Small Grants Programme (GEF-SGP).
Website dan media sosial kini menjadi ruang baru untuk menyelamatkan dan memperkenalkan pengetahuan lokal kepada publik yang lebih luas. Pemuda desa mulai melihat bahwa pengalaman hidup mereka—yang selama ini dianggap biasa—sejatinya memiliki nilai dokumentatif dan kultural yang penting.
Indikator keberhasilan pelatihan mungkin masih sederhana. Tapi yang lebih penting, kata AJI Gorontalo, adalah terbangunnya cara pandang baru: bahwa kehidupan sehari-hari pun layak ditulis, difoto, dan dibagikan sebagai bagian dari sejarah yang hidup.












