Hibata.id – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendorong peningkatan industri modifikasi kendaraan bermotor sebagai sektor strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
Menurut Bamsoet, yang juga anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, geliat modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.
Ia menilai, sektor ini tidak hanya mencerminkan ekspresi kreatif anak bangsa, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
“Industri modifikasi telah menjadi bagian penting dalam rantai nilai otomotif nasional. Dengan dukungan ekosistem yang kuat, industri ini bisa berkembang pesat dan menyerap banyak tenaga kerja,” kata Bamsoet saat menerima panitia Kontes Modifikasi Sepeda Motor Panca Fest 2025 di Jakarta, Selasa (10/6).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Irwan Cipto, Akmal Rahman, dan Sonny Yulisman sebagai panitia Panca Fest 2025, serta Kepala Media dan Komunikasi IMI Pusat Dwi Nugroho Marsudianto.
Industri Modifikasi Tumbuh Seiring Minat Masyarakat
Bamsoet mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mencatat penjualan sepeda motor di Tanah Air menembus angka 6 juta unit sepanjang 2024.
Dari jumlah tersebut, mayoritas konsumen menyatakan minat tinggi untuk melakukan modifikasi, baik dari sisi performa maupun tampilan kendaraan.
“Survei Indonesian Custom Show (ICS) 2023 menunjukkan sekitar 38 persen pemilik sepeda motor di Indonesia telah atau berencana melakukan modifikasi dalam waktu satu tahun. Ini peluang besar yang harus kita kelola dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, kontes modifikasi yang diselenggarakan di berbagai daerah mampu menarik antusiasme tinggi dari publik, menciptakan ruang apresiasi serta inovasi bagi para modifikator muda.
Dorongan Inovasi dan Ekonomi Berkelanjutan
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam industri modifikasi. Ia menyoroti munculnya tren penggunaan material ramah lingkungan dan teknologi hemat energi dalam proses modifikasi kendaraan sebagai langkah menuju industri otomotif berkelanjutan.
“Modifikasi bukan sekadar gaya atau tren, tapi sudah menjadi laboratorium inovasi. Ini sejalan dengan arah industri otomotif masa depan yang ramah lingkungan dan efisien energi,” tegasnya.
Bamsoet menyampaikan perlunya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas modifikasi dalam membangun regulasi yang mendukung serta ekosistem yang kondusif. Ia juga menekankan pentingnya program pelatihan dan sertifikasi bagi para modifikator agar standar kualitas hasil modifikasi semakin tinggi dan kompetitif secara global.
“Kalau kita ingin industri ini naik kelas, maka dukungan regulasi dan pengembangan SDM harus menjadi prioritas. Ini peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat modifikasi otomotif Asia Tenggara,” pungkasnya.