Hibata.id – Musyawarah Daerah (Musda) V DPD II Partai Golkar Kabupaten Pohuwato tampak berjalan seperti agenda organisasi pada umumnya.
Namun, bagi telinga politik, forum ini menyimpan pesan yang jauh lebih dalam, yakni arah kekuasaan mulai dibicarakan secara terbuka.
Kode itu datang langsung dari Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Idah Syahidah. Di hadapan kader dan awak media, Idah tak sekadar bicara konsolidasi. Ia menyebut masa depan, target, dan kursi eksekutif daerah.
“Pak Nasir harus mempunyai keinginan jangan sebagai ketua DPD saja, tapi ada kelanjutan, karena tujuan dari pada sebagai ketua DPD I maupun DPD II agar ke tingkat selanjutnya, jadi harus punya keinginan sebagai bupati atau wakil bupati dari Partai Golkar,” tegas Idah.
Pernyataan itu disampaikan usai pembukaan Musda V Golkar Pohuwato di Aula Panua, Selasa (16/12/2025). Bagi banyak kader, kalimat tersebut bukan sekadar motivasi, melainkan sinyal politik yang jelas: Golkar Pohuwato diminta bersiap naik kelas.
Idah juga menegaskan keyakinannya terhadap kekuatan partai di daerah tersebut.
“Saya sampaikan bahwa kekuatan Partai Golkar itu di Kabupaten Pohuwato semuanya terbaik,” tambahnya.
Dorongan itu tidak dibiarkan menggantung. Ketua DPD II Golkar Pohuwato, Nasir Giasi, menangkap pesan tersebut sebagai arahan serius. Baginya, pernyataan Ketua DPD I bukan hanya harapan personal, melainkan mandat politik yang harus ditindaklanjuti.
“Target-target itu akan kita rumuskan dalam rekomendasi partai. Pernyataan Ibu Ketua tadi, meskipun lisan, adalah wujud perintah bagi saya,” ujar Nasir.
Nasir juga menegaskan bahwa menjadi ketua partai tidak cukup hanya mengelola struktur dan agenda organisasi. Ada mimpi yang harus diperjuangkan lebih jauh.
“Ketua partai harus punya mimpi, cita-cita, dan ambisi untuk masuk ke dunia pemerintahan,” tandasnya.
Di titik inilah Musda Golkar Pohuwato berubah makna. Ia bukan lagi sekadar forum memilih pengurus atau menyusun program kerja. Ia menjadi ruang pembuka, tempat kode politik dilempar, ditangkap, lalu diterjemahkan.
Bagi telinga politik, pesan itu terdengar jelas, Golkar Pohuwato sedang menyiapkan langkah, dan Pilkada menjadi panggung berikutnya.












