Hibata.id – Operasi Zebra Otanaha 2025 resmi bergulir di Gorontalo. Sejak 17 November pagi, ratusan polisi mulai menempati titik-titik strategis di ruas jalan kota hingga perbatasan kabupaten. Selama dua pekan, hingga 30 November mendatang, mereka menjalankan misi yang sama: menertibkan lalu lintas dan menekan angka kecelakaan yang saban tahun cenderung meningkat.
Dari Markas Polda Gorontalo, Kombes Pramono Jati, Kepala Biro Operasi, menjelaskan alasan di balik pengerahan 240 personel ini. Menurut dia, Operasi Zebra bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan upaya mengurangi risiko fatalitas di jalan raya.
“Tujuan utamanya menurunkan pelanggaran, kecelakaan, dan korban jiwa,” katanya.
Operasi itu dibagi dua tahap. Pada pekan pertama, petugas lebih banyak memberi edukasi dan imbauan. Upaya represif dijalankan terbatas untuk menanamkan kedisiplinan pengendara. Namun memasuki 24 November, nada operasi berubah. Kepolisian meningkatkan porsi penindakan. Pelanggaran yang dianggap membahayakan keselamatan langsung ditindak tegas.
Kombes Pramono menekankan bahwa keberhasilan operasi tidak bergantung pada polisi semata. Kesadaran masyarakat tetap menjadi penentu. “Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Lalu Lintas Polda Gorontalo, Kombes Lukman Cahyono, membeberkan sasaran utama operasi. Mulai dari pengendara yang tak memakai helm SNI, pelanggar arus lalu lintas, hingga pembonceng lebih dari satu orang. Anak-anak tanpa SIM, pengemudi mobil tanpa sabuk keselamatan, serta kelompok pelaku balap liar juga masuk radar utama kepolisian.
Lukman berharap penindakan terukur ini bisa menekan potensi kecelakaan. Lebih dari itu, polisi ingin menumbuhkan budaya tertib lalu lintas—sebuah kebiasaan yang bukan hanya dipatuhi saat ada razia.
Hingga akhir November nanti, polisi masih akan berjaga di ruas-ruas utama. Operasi Zebra Otanaha 2025 tak hanya menyoal pelanggaran, tetapi juga tentang bagaimana Gorontalo berupaya menciptakan jalan yang lebih aman bagi semua pengguna.












