HeadlineKabar

Perang Dingin di PETI Pohuwato: Tim Joker vs Tim YR, Siapa yang Akan Menang?

×

Perang Dingin di PETI Pohuwato: Tim Joker vs Tim YR, Siapa yang Akan Menang?

Sebarkan artikel ini
Alat berat yang beroperasi di penambangan emas ilegal (PETI) di wilayah Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (Foto: Dok. Hibata.id)
Alat berat yang beroperasi di penambangan emas ilegal (PETI) di wilayah Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (Foto: Dok. Hibata.id)

Hibata.id – Di tengah gelapnya malam Pohuwato dan sunyinya suara hukum, sebuah pertempuran senyap tengah berlangsung. Bukan tentang ideologi, bukan pula soal kebenaran. Ini adalah perebutan tambang emas ilegal—dan dua nama kini menguasai panggung konflik: Tim Joker dan Tim YR.

Mereka bukan sekadar kelompok liar dengan alat berat dan cangkul rakyat. Mereka membentuk sistem sendiri. Mereka menciptakan aturan main sendiri. Kini, keduanya bersaing menjadi penguasa tunggal tambang emas ilegal di Bumi Panua.

Scroll untuk baca berita

PETI Balayo dan Tim Joker

Desa Balayo, dikenal sebagai jantung aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Patilanggio, Pohuwato. Tapi lebih dari sekadar lokasi tambang, desa ini kini jadi simbol kekuasaan Tim Joker.

Kelompok ini disebut sebagai “mafia tambang” kelas atas, dengan jaringan yang diduga menjangkau institusi penegak hukum. Salah satu senjata utama mereka: “atensi”—istilah lokal untuk suap atau uang pelicin demi kelancaran aktivitas ilegal.

Salah satu bukti kuat terlihat pada 13 April 2025 lalu. Ketika itu, sebuah ekskavator yang diduga milik pengusaha tambang bernama Ka Uwa sempat disita aparat, karena terus beroperasi tanpa henti.

Namun, dalam hitungan jam, alat itu kembali dilepaskan. Bukan dibawa ke Polres, melainkan diam-diam dialihkan ke Polsek Patilanggio—tanpa surat resmi, tanpa penjelasan publik. Kejanggalan prosedural ini menyisakan banyak tanda tanya.

Sumber Hibata.id menduga keras, pelepasan alat berat itu tak lepas dari campur tangan Tim Joker. “Mereka bukan pemain sembarangan,” ujar sumber. Tim ini, katanya, memiliki jaringan yang menjangkau ke dalam tubuh aparat penegak hukum.

Baca Juga:  Akui Tangan Besi Kombes Bersalah, Kapolda Gorontalo Minta Maaf ke Jurnalis

Upaya konfirmasi kepada Kapolsek Patilanggio, Ipda Yudi Srita Salim, tak membuahkan hasil. Pesan tak dibalas, panggilan tak dijawab. Ka Uwa pun memilih bungkam. Dalam dunia tambang ilegal, keheningan sering kali menjadi jawaban paling jujur.

Menurut sumber internal Hibata.id, Tim Joker digerakkan oleh sosok-sosok berpengalaman. Salah satu anggotanya bahkan eks Presiden BEM dari kampus swasta ternama di Gorontalo. Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka diduga mendapat perlindungan dari pejabat tinggi dalam institusi hukum negara.

Lebih dari itu, nama besar yang disebut-sebut ada di belakang Tim Joker bukan sembarangan. Ia diyakini memiliki jabatan nomor satu di sebuah institusi hukum negara. Dukungan itu yang memungkinkan operasi tambang ilegal di Balayo berjalan mulus—nyaris tanpa hambatan hukum.

Alat berat yang sedang beroperasi di Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio. (Foto: Dok. Hibata.id)
Alat berat yang sedang beroperasi di Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio. (Foto: Dok. Hibata.id)

PETI Bulangita dan Tim YR

Namun, Tim Joker bukan satu-satunya pemain. Sebelumnya, ada Tim YR yang dikenal sebagai penguasa wilayah PETI di lima kecamatan: Paguat, Marisa, Patilanggio, Taluditi, dan Popayato Barat. Sejak lama, mereka disebut-sebut juga diduga mengatur aliran “atensi” dari pelaku usaha tambang ilegal.

Adapun Tim YR ini pertama kali mencuat setelah viralnya unggahan TikTok dari akun susupo_gorontalo, yang membocorkan bagan konsorsium tambang ilegal Pohuwato. Dalam diagram itu, tercantum sejumlah nama pejabat dari lembaga negara, lengkap dengan peran masing-masing.

Baca Juga:  Sosok Rachquel Nesia yang Jadi Sorotan di Preman Pensiun 9

Pada 18 April 2025 lalu, gelagat Tim YR sempat terindikasi ketika satu unit ekskavator sempat diamankan di lokasi PETI Bulangita, Kecamatan Marisa. Alat berat itu milik pengusaha berinisial A, yang baru dua minggu beroperasi ketika itu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Hibata.id, pengusaha berinisial A belum melunasi “atensi” sebesar Rp100 juta untuk dua unit ekskavator baru membayar separuhnya, Rp25 juta. Imbasnya? Salah satu alat langsung disegel.

Namun, beberapa jam kemudian, setelah “atensi” dilunasi, alat berat itu kembali dilepaskan. Ini bukan penegakan hukum. Ini mekanisme transaksional yang terjadi di ruang abu-abu antara hukum dan kenyataan.

Namun peta berubah sejak “orang kuat” yang dulu berada di belakang Tim YR digantikan oleh sosok baru—yang disebut-sebut kini menjadi sponsor utama Tim Joker.

Perang Dingin

Kini terjadi konflik senyap antara dua kekuatan: Tim Joker dan Tim YR. Tujuannya bukan rahasia: menguasai setoran bulanan sebesar Rp30 juta hingga Rp50 juta per alat berat. Siapa yang menguasai wilayah tambang, dialah yang mengendalikan arus uang kotor bernilai miliaran rupiah.

Persaingan antara keduanya kian terbuka. Intimidasi, pengerahan massa, manuver politik, saling lapor, hingga praktik “pengamanan alat” oleh aparat yang diduga sarat kepentingan, telah menjadi pemandangan lumrah.

Menurut sumber Hibata.id, sejumlah anggota Tim YR bahkan mulai beralih diam-diam ke kubu Tim Joker. Hal ini terlihat di lokasi PETI Balayo, yang kini diduga telah dimasuki oleh bekas anggota lawan.

Baca Juga:  Mengenang Tragedi Marsinah, Pahlawan Buruh yang Menginspirasi

“Sekarang Tim Joker yang paling berpengaruh di Pohuwato. Hampir semua lokasi PETI mereka datangi. Saya curiga beberapa orang dari Tim YR juga sudah bergabung,” ujar sumber Hibata.id.

Alat yang digunakan di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Desa Blayao, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato. (Foto: Istimewa)
Alat yang digunakan di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Desa Blayao, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato. (Foto: Istimewa)

Rakyat Jadi Korban, Hukum Hanya Penonton

Peta kekuasaan tambang ilegal di Pohuwato telah berubah. Dari satu kelompok dominan, kini menjadi dua kekuatan yang saling dorong, saling jegal, dan sama-sama memperluas pengaruh. Hukum? Sayangnya, lebih sering menjadi penonton—atau, lebih buruk, pemain pasif dalam drama ini.

Sementara para “mafia tambang” bertarung demi setoran dan pengaruh, tanah Pohuwato terus dirusak. Hutan ditebang, sungai tercemar, dan rakyat hanya kebagian remah dari kekayaan bumi mereka sendiri.

“Ini cukup ironi, ketika kita melihat kondisi Pohuwato saat ini,” ucapnya, sambil menambahkan, emas terus mengalir keluar dari Tanah Panua. Yang tertinggal hanyalah luka lingkungan dan kemiskinan yang diwariskan secara sistemik.

Apakah Tim Joker akan terus bertahan sebagai kekuatan lama yang kebal hukum? Ataukah Tim YR akan kembali merebut panggung?

Belum ada jawabannya. Tapi selama negara tidak hadir secara tegas, selama aparat bisa dibeli, dan selama “atensi” lebih berkuasa daripada undang-undang—Pohuwato akan terus menjadi medan perang kekuatan gelap.

Dan di medan itu, seperti biasa: rakyat dan lingkungan adalah korban yang tak pernah disebut dalam sejarah.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600