Hibata.id – Beberapa waktu lalu, Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, secara terbuka mengungkap dugaan penyimpangan dalam manajemen Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS), fasilitas kesehatan rujukan utama di Kota Gorontalo.
Dalam forum pembinaan internal bersama jajaran RSAS, Adhan menyampaikan sejumlah temuan yang menurutnya mengarah pada praktik curang di lingkungan rumah sakit, termasuk pengalihan pembelian obat dan keterlibatan oknum tenaga medis dalam jaringan yang disebutnya sebagai “dokter mafia”.
“Saya tidak bicara isu, ini fakta. Saya tahu siapa dokternya,” ujar Adhan dalam pernyataannya, yang disampaikan dengan nada tegas.
“Bagaimana bisa rumah sakit menjadi rujukan utama, kalau internalnya tidak bersih?” ujarnya.
Adhan mencontohkan kasus pasien yang diminta membeli obat dari luar rumah sakit dengan harga mencapai Rp3,2 juta. Padahal, obat tersebut seharusnya tersedia di apotek resmi milik rumah sakit.
Menurut dia, praktik ini bukanlah kejadian tunggal, melainkan bagian dari pola yang terstruktur dan menguntungkan pihak ketiga yang menjalin kerja sama tidak resmi dengan oknum di dalam rumah sakit.
“Ada pola, ada jaringan, dan yang lebih parah—ada pembiaran,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas Direktur RS Aloei Saboe, dr. Muhammad Kasim, menyampaikan bahwa informasi yang disampaikan Wali Kota Adhan merupakan data lama saat yang bersangkutan masih menjabat sebagai anggota DPRD.
“Namun, kondisi tersebut telah kami benahi secara menyeluruh,” kata dr. Kasim saat dikonfirmasi, seraya menegaskan bahwa manajemen RSAS saat ini telah melakukan perbaikan internal.
“Sekarang hal seperti itu sudah tidak ada lagi,” ujarnya.