Hibata.id – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Gorontalo, Ibrahim Sore, menyerukan pentingnya langkah islah antara Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk menjaga persatuan organisasi.
Seruan tersebut ia sampaikan usai memimpin rapat konsolidasi bersama seluruh pengurus cabang NU se-Provinsi Gorontalo di Kantor PWNU, Kota Gorontalo, Minggu (30/11/2025).
Ibrahim menjelaskan, rapat itu menghadirkan seluruh PCNU untuk mendengar sikap dan pandangan terkait dinamika yang terjadi di tingkat PBNU. “Rapat tadi dihadiri lengkap oleh enam cabang,” ujarnya.
Menurut Ibrahim, seluruh pengurus sepakat bahwa NU Gorontalo tidak akan berpihak pada kelompok manapun. PWNU memastikan jalan terbaik adalah musyawarah dan mengedepankan ukhuwah demi menjaga marwah organisasi.
“Kami sepakat mendorong agar kedua pihak dapat segera islah. Kami tidak ingin polemik ini melebar dan mengganggu persaudaraan,” tegasnya.
Selain menyerukan islah, rapat itu juga menghasilkan usulan percepatan pelaksanaan Muktamar yang dijadwalkan pada 2027. Jika Muktamar dimajukan, hak suara akan dimiliki PWNU Gorontalo, PCNU Kabupaten Gorontalo, dan PCNU Gorontalo Utara karena telah memiliki SK Pengurus Cabang yang sah.
Ibrahim turut menyampaikan bahwa dirinya berangkat ke Jakarta pekan lalu untuk mendapatkan informasi langsung mengenai polemik internal PBNU.
Selama di Jakarta, ia mengikuti rapat harian Syuriah PBNU yang dipimpin KH Miftachul Akhyar serta menghadiri pertemuan dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Ia menegaskan kehadirannya di dua forum tersebut sebagai bentuk komitmen PWNU Gorontalo untuk tetap netral dan berada di tengah.
“Saya hadir di dua forum sebagai wujud bahwa PWNU Gorontalo tidak memihak siapapun. Kami hanya ingin mencari solusi terbaik untuk keutuhan organisasi,” tutupnya.












