Kabar

Tidak Benar Tarian THR Lebaran Budaya Yahudi, Pernah Viral di Arab Saudi

×

Tidak Benar Tarian THR Lebaran Budaya Yahudi, Pernah Viral di Arab Saudi

Sebarkan artikel ini
Tren media sosial terus berganti, dan di Lebaran tahun ini, filiran tarian THR Lebaran/Hibata.id
Tren media sosial terus berganti, dan di Lebaran tahun ini, filiran tarian THR Lebaran/Hibata.id

Hibata.id – Tren media sosial terus berganti, dan pada momen Lebaran 2025 ini, giliran tarian THR yang mencuri perhatian publik, terutama di platform TikTok dan Instagram. Format kontennya khas: sekelompok orang berjajar menari mengikuti irama sebelum menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari seseorang di ujung barisan.

Tarian viral ini dikenal dengan sebutan “tarian THR Lebaran”, dan ramai menghiasi linimasa serta masuk ke halaman For You Page (FYP). Meski tampil menghibur, tren ini tak luput dari kritik dan sorotan warganet, terutama setelah kemunculan narasi tandingan yang menyebut tarian tersebut mirip dengan tradisi tertentu dari komunitas Yahudi.

Baca Juga:  Kodim 1304 Gorontalo Gelar Apel Pasukan Hadapi Pilkada Serentak 2024

Secara gerakan, tarian ini merujuk pada penguin dance, jenis tarian massal yang dikenal dengan langkah-langkah khas menyerupai gerakan penguin. Dikutip dari Wall Street Journal, Sabtu (5/4), penguin dance memiliki sejumlah versi asal-usul.

Salah satu versi menyebut tarian ini merupakan modifikasi dari bunny hop atau lompatan kelinci, yang pertama kali diperkenalkan di SMA Balboa, San Francisco, Amerika Serikat, pada tahun 1952. Tren tersebut kemudian mendunia setelah pemimpin orkes Ray Anthony menciptakan lagu pengiringnya.

Namun dalam versi lain, baik komunitas Rumania maupun Albania mengklaim bahwa mereka lebih dulu mengenal tarian serupa. Koreografi tarian ini bahkan pernah muncul dalam acara televisi Jerman dengan iringan lagu Letkis, komposisi dari Rauno Lehtinen asal Finlandia.

Baca Juga:  Buktikan Tak Bunuh Vina, Saka Tatal Jalani Sumpah Pocong

Lagu Letkis sendiri merupakan bagian dari genre Letkajenkka—musik rakyat Finlandia yang dipadukan dengan aransemen modern seperti band jazz atau instrumen elektrik. Meski tidak ada hubungan langsung antara Letkis dan penguin dance, kemiripan gerakan membuat keduanya sering dikaitkan.

Menariknya, tarian ini sempat viral di Arab Saudi pada 2014 dan dikenal dengan sebutan raqsat al-batriq dalam Bahasa Arab. Kala itu, tarian penguin menjadi tren di berbagai acara pernikahan, umumnya dilakukan oleh pria, meski perempuan Saudi juga melakukannya secara tertutup dengan tetap mengenakan abaya.

Baca Juga:  PETI di Pohuwato Dibakarkan Diterbitkan, Tapi Polisi Tak Membenarkan

Di Indonesia, viralnya penguin dance melalui konten tarian THR menuai berbagai reaksi. Sebagian netizen mengingatkan agar tidak meniru tren secara membabi buta, apalagi jika belum memahami makna atau sejarah di baliknya. Namun di sisi lain, banyak pula yang menganggap tarian ini sebagai bagian dari ekspresi kreatif saat merayakan Idulfitri.

Fenomena ini menunjukkan betapa cepatnya budaya populer menyebar melalui media sosial, termasuk saat Lebaran. Meski terlihat sederhana, konten seperti tarian THR bisa memicu perdebatan yang menyentuh aspek budaya, identitas, hingga nilai sosial masyarakat.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600