Hibata.id – Gunung Ile Mandiri, juga dikenal sebagai Gunung Mandiri, merupakan gunung berapi yang sudah tidak aktif dan terletak di ujung timur Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara administratif, gunung ini berada di perbatasan antara Kota Larantuka dan Kecamatan Ile Mandiri.
Gunung ini bukan sekadar bentang alam; bagi masyarakat sekitar, Gunung Ile Mandiri dianggap sebagai leluhur suku-suku di wilayah tersebut. Meski tidak ada catatan pasti mengenai kapan terakhir kali gunung ini meletus, sejarah mencatat bahwa pada tahun 1979, kawasan ini mengalami bencana longsor dan banjir yang menewaskan 96 orang, sementara 53 lainnya hilang dan ratusan terluka.
Baca Juga: Wisata Rumah Pohon yang Direkomendasikan di Akhir Pekan
Dengan ketinggian 1.484 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Ile Mandiri termasuk dalam kategori sedang jika dibandingkan dengan gunung lainnya di Indonesia. Pendakian menuju puncaknya biasanya memakan waktu sekitar 4,5 jam melalui Jalur Leloba, Desa Riangkemie, Kecamatan Ili Mandiri.
Berikut adalah enam fakta menarik tentang Gunung Ile Mandiri yang perlu Anda ketahui:
1. Gunung dengan Dua Puncak
Gunung Ile Mandiri merupakan jenis gunung stratovolcano dengan dua puncak yang menonjol. Di puncak tertingginya terdapat pilar triangulasi berkode P47. Kedua puncak ini terpisah cukup jauh dengan vegetasi lebat yang menutupi area di sekitarnya.
2. Latar Belakang Indah Kota Larantuka
Gunung Ile Mandiri menjadi latar belakang yang memukau bagi Kota Larantuka, sebuah kota pelabuhan di Flores Timur. Meski tidak sering dijelajahi, keindahan punggungan puncaknya yang masih alami membuatnya tetap memikat bagi para pendaki yang mencari tantangan berbeda.
Baca Juga: Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Gorontalo Jadi Tersangka Kasus…
3. Rute Terbaik untuk Pendakian
Rute pendakian terbaik ke Gunung Ile Mandiri dimulai dari Desa Riang Kemie, yang berada di ketinggian 217 mdpl dan berjarak sekitar 15 kilometer dari Larantuka. Disarankan untuk mendaki dengan bantuan pemandu lokal, yang selain mengetahui jalur, juga berpengalaman dalam berburu rusa dan babi hutan.
4. Batu Lava Kuno di Lereng Bukit
Sepanjang pendakian, Anda akan menemui hamparan batu yang menurut penduduk setempat terbentuk akibat tsunami. Namun, lebih mungkin batu-batu tersebut adalah sisa lava kuno dari masa ketika Gunung Ile Mandiri masih aktif ribuan tahun lalu.
5. Habitat Rusa dan Babi Hutan
Selama pendakian, Anda akan melintasi vegetasi liar yang menjadi habitat alami bagi rusa dan babi hutan. Bagi penduduk desa setempat, hewan-hewan ini merupakan sumber pangan utama. Jangan terkejut jika anjing pemburu yang dibawa pemandu Anda mulai mengejar hewan-hewan ini di sepanjang jalur pendakian.
Baca Juga: Libur Lebaran Idul Adha dengan Menjelajahi Wisata Alam Gorontalo
6. Pemandangan Menakjubkan dari Puncak
Setelah sekitar empat jam pendakian, Anda akan mencapai puncak tertinggi Gunung Ile Mandiri. Dari sini, panorama Kota Larantuka yang indah terbentang, dengan lautan biru yang berkilauan di kejauhan. Pemandangan dari puncak kedua yang terletak lebih utara bahkan lebih spektakuler, menawarkan pandangan langsung ke arah Pulau Adonara dan Gunung Ile Boleng.
Meskipun rute pendakian ini menantang, keindahan alam yang tersaji di sepanjang perjalanan menjadikannya pengalaman yang tak terlupakan. Jika Anda berencana mendaki, pastikan untuk menikmati kesegaran kelapa muda di jalur perkebunan sebelum kembali ke Desa Riang Kemie.