Hibata.id – PT Pertamina (Persero) mengambil langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik terkait dugaan kasus BBM oplosan.
Perusahaan energi pelat merah ini menggandeng dua lembaga independen, yakni PT Surveyor Indonesia dan PT TÜV Rheinland Indonesia, guna memastikan kualitas BBM sesuai standar yang ditetapkan.
Langkah tersebut dilakukan setelah muncul berbagai kritik terhadap Pertamina. Namun, upaya ini justru memicu respons beragam dari warganet.
Sejumlah netizen meragukan efektivitas langkah ini, mengingat kasus dugaan penyimpangan dalam distribusi BBM sempat mencuat ke publik.
Di media sosial, beberapa warganet menyoroti waktu pelaksanaan uji kualitas yang dilakukan setelah kasus mencuat. Salah satu pengguna, @Af****, menilai klarifikasi yang dilakukan hanya untuk menutupi fakta sesungguhnya.
“Klarifikasi terus untuk menutupi kejadian sesungguhnya. Bagaimana kelanjutan kasus dugaan korupsi BBM selama lima tahun di Pertamina?” tulis akun tersebut.
Senada dengan itu, akun @Wah**** mempertanyakan independensi proses pengujian.
“Setelah kejadian baru diuji. Siapa yang menjamin BBM yang diuji tidak berasal dari stok baru? Apakah tim penguji benar-benar independen?” ujar pengguna tersebut.
Tak hanya itu, warganet juga membandingkan harga dan kualitas BBM di Indonesia dengan negara lain. Salah satu komentar menyoroti perbedaan dengan Malaysia.
“Di Malaysia, RON 92 sudah tidak dijual. Yang tersedia adalah RON 95 dan 97. Harga RON 95 hanya sekitar dua ringgit atau setara Rp7 ribu. Sementara di Indonesia, RON 90 dioplos jadi RON 92. Bagaimana negara ini bisa maju kalau skandal terus terjadi?” tulis akun @Sup***.
Hasil Inspeksi Mendadak
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dalam sidak tersebut, Pertamina menggandeng PT Surveyor Indonesia dan PT TÜV Rheinland Indonesia untuk memastikan kualitas BBM tetap sesuai dengan standar teknis yang berlaku.
“Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas produk BBM Pertamina telah memenuhi standar spesifikasi teknis yang ditetapkan. Selain uji berkala yang dilakukan bersama Lemigas, kami juga melibatkan lembaga independen untuk memastikan kualitas BBM tetap terjaga,” ujar Simon dalam keterangan resminya, Rabu (5/3/2025).
Presiden Direktur TÜV Rheinland, Nyoman Susila, menyatakan bahwa hasil pengukuran kualitas dan kuantitas BBM dari beberapa SPBU yang diuji sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku.
“Pengujian densitas dan volume BBM yang kami lakukan menunjukkan bahwa seluruhnya telah memenuhi standar yang ditetapkan,” kata Nyoman.
Vice President Divisi Bisnis Strategis, Oil, Gas, Renewable Energy PT Surveyor Indonesia, Muhammad Chairudin, juga menegaskan bahwa produk BBM Pertamina telah mengacu pada regulasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), termasuk dari segi pewarnaan.
Dengan langkah ini, Pertamina berharap dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk BBM yang dipasarkan. Meskipun demikian, tanggapan warganet menunjukkan masih adanya keraguan yang perlu dijawab dengan transparansi dan pengawasan lebih ketat di masa mendatang.