Hibata.id – Bupati Gorontalo Sofyan Puhi menyoroti serius tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di daerahnya setelah data terbaru mencatat 9.151 anak belum memperoleh akses pendidikan.
Sorotan tersebut disampaikan saat ia membuka Sosialisasi Penanganan ATS di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (25/11/2025).
Bupati Sofyan menegaskan pendidikan merupakan urusan mendasar yang membutuhkan kolaborasi kuat lintas sektor. Ia meminta seluruh unsur pemerintah daerah hingga tingkat desa bekerja lebih cepat dan lebih tegas dalam penanganan ATS.
“Ini bukan semata tugas Dinas Pendidikan. Semua OPD berkewajiban mengambil peran. Pemerintah desa juga harus mengalokasikan anggaran untuk langkah penanganan,” tegasnya di hadapan peserta.
Data yang dipaparkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Safwan Tahir Bano, menunjukkan angka ATS terdiri dari 8.870 anak ditambah 281 data residu.
Menindaklanjuti temuan itu, Bupati Sofyan memastikan pemerintah daerah akan menyusun langkah penanganan riil melalui Peraturan Bupati agar pelaksanaannya konsisten dan terukur.
Bupati juga mengarahkan strategi jangka panjang. Ia menargetkan penurunan angka ATS hingga titik minimal bahkan menuju nol kasus dalam lima tahun ke depan.
Anak usia sekolah akan didukung kembali ke sekolah formal, sementara yang sudah melewati usia belajar akan difasilitasi melalui PKBM agar tetap memperoleh layanan pendidikan.
Pada kesempatan itu, Bupati Sofyan turut menyoroti ketimpangan sebaran ATS. Kecamatan Tibawa menduduki posisi tertinggi dengan 1.163 anak, disusul Limboto 834 anak dan Telaga Biru 658 anak.
Meski begitu, ia memberikan apresiasi kepada tiga desa di Kecamatan Bilato — Juriah, Musyawarah, dan Lamahahu — yang berhasil mencatat nol persen ATS berdasarkan data Kemendikdasmen RI.
Kegiatan yang dihadiri 299 peserta termasuk Ketua TP PKK Maryam Sofyan Puhi, para camat, kepala desa/lurah, serta pengelola PKBM, menjadi momentum penting penguatan komitmen daerah dalam penyelamatan hak pendidikan anak.
“Kita tidak boleh membiarkan satu pun anak kehilangan masa depannya karena putus sekolah,” tegas Bupati Sofyan menutup sambutan.
Dengan komitmen kepemimpinan yang kuat, Kabupaten Gorontalo memasuki fase baru penanganan ATS yang lebih terarah dan berorientasi masa depan.












