Opini

Mengapa Gerakan Mahasiswa Tidak Seperti Dulu?

×

Mengapa Gerakan Mahasiswa Tidak Seperti Dulu?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Mahasiswa (Sumber: Canva AI)
Ilustrasi Mahasiswa (Sumber: Canva AI)

Hibata.id – Gerakan mahasiswa di Indonesia telah menjadi bagian penting dari sejarah bangsa. Gerakan mahasiswa telah berperan penting dalam berbagai peristiwa penting, seperti proklamasi kemerdekaan, reformasi, dan berbagai gerakan sosial lainnya.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, gerakan mahasiswa tampaknya tidak lagi seaktif dulu. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa gerakan mahasiswa tidak seperti dulu?

Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan gerakan mahasiswa tidak seperti dulu. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Pengaruh Perubahan Sosial dan Politik

Perubahan sosial dan politik di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan terhadap gerakan mahasiswa. Perubahan sosial, seperti meningkatnya individualisme dan konsumerisme, telah membuat mahasiswa lebih fokus pada kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.

Individualisme adalah paham yang menekankan pentingnya kepentingan individu di atas kepentingan kelompok. Paham ini telah berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya kemakmuran masyarakat, globalisasi, dan kemajuan teknologi.

Konsumerisme adalah paham yang menekankan pentingnya konsumsi barang dan jasa. Paham ini juga telah berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya pendapatan masyarakat, globalisasi, dan kemajuan teknologi.

Baca Juga:  Pembegalan Konstitusi Untuk Mewarat Oligarki

Peningkatan individualisme dan konsumerisme telah membuat mahasiswa lebih fokus pada kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Mahasiswa lebih tertarik untuk mengejar karier dan kesuksesan pribadi daripada untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Perubahan politik, seperti desentralisasi dan demokratisasi, telah mengurangi peran pemerintah pusat dalam kehidupan masyarakat. Hal ini membuat mahasiswa tidak lagi memiliki musuh bersama yang jelas, seperti pemerintah otoriter.

Desentralisasi adalah kebijakan yang memberikan otonomi kepada daerah-daerah di Indonesia. Kebijakan ini telah membuat pemerintah pusat memiliki peran yang lebih kecil dalam kehidupan masyarakat.

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyat. Sistem ini telah membuat masyarakat memiliki peran yang lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pengurangan peran pemerintah pusat dan peningkatan peran masyarakat telah membuat mahasiswa tidak lagi memiliki musuh bersama yang jelas. Mahasiswa tidak lagi memiliki target yang jelas untuk diperjuangkan.

Baca Juga:  Kesadaran, Orientasi Pendidikan

Pengaruh Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi juga telah memberikan dampak yang signifikan terhadap gerakan mahasiswa. Teknologi telah membuat mahasiswa lebih mudah untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Namun, teknologi juga telah membuat mahasiswa menjadi lebih mudah terdistraksi dan kurang kritis.

Teknologi informasi, seperti internet dan media sosial, telah membuat mahasiswa lebih mudah untuk mengakses informasi. Mahasiswa dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang berbagai peristiwa yang terjadi di dunia, termasuk peristiwa politik dan sosial.

Teknologi komunikasi, seperti ponsel dan media sosial, telah membuat mahasiswa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Mahasiswa dapat dengan mudah berdiskusi dan bertukar informasi dengan sesamanya, baik di dalam maupun di luar kampus.

Namun, teknologi juga telah membuat mahasiswa menjadi lebih mudah terdistraksi. Mahasiswa dapat dengan mudah menghabiskan waktu untuk bermain game, menonton video, atau menggunakan media sosial. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi kurang fokus pada studi dan kegiatan sosialnya.

Baca Juga:  Mengatasi Krisis Etika Politik, Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Politisi Pohuwato

Teknologi juga dapat membuat mahasiswa menjadi kurang kritis. Informasi yang tersedia di internet tidak semuanya dapat dipercaya. Mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk memilah dan menyaring informasi yang diperolehnya.

Pengaruh Fragmentasi

Gerakan mahasiswa saat ini lebih terfragmentasi daripada dulu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan ideologi, kepentingan, dan latar belakang mahasiswa.

Ideologi adalah seperangkat keyakinan dan nilai yang mendasari cara pandang seseorang. Perbedaan ideologi dapat membuat mahasiswa memiliki pandangan yang berbeda tentang berbagai isu.

Kepentingan adalah sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan seseorang. Perbedaan kepentingan dapat membuat mahasiswa memiliki fokus yang berbeda dalam kegiatan sosialnya.

Latar belakang adalah kondisi atau keadaan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya di masa lalu. Perbedaan latar belakang dapat membuat mahasiswa memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda.

Fragmentasi ini membuat gerakan mahasiswa menjadi kurang efektif

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600