Hibata.id – Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang tinggal di asrama putri masih bertahan di tengah kondisi bangunan yang mengalami kerusakan, tanpa kejelasan renovasi dari pihak kampus.
Salah satu penghuni, Muty, yang telah menempati asrama sejak 2020, mengatakan bahwa secara umum bangunan masih layak huni.
Fasilitas air bersih juga berfungsi dengan baik. Namun, sejumlah bagian asrama memerlukan perhatian khusus.
“Bangunannya sebenarnya masih cukup bagus. Air lancar. Tapi halaman beberapa blok agak kotor karena banyak yang pulang kampung,” ujar Muty saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurut Muty, kebersihan halaman biasanya menjadi tanggung jawab penghuni setiap blok. Kegiatan kerja bakti rutin dilakukan setiap akhir pekan, dipimpin oleh pengurus asrama.
Ia menyebutkan bahwa setiap penghuni dikenakan iuran bulanan sebesar Rp50.000. Sementara itu, biaya listrik dan air ditanggung bersama oleh seluruh penghuni dalam satu blok.
“Satu orang bayar iuran Rp50 ribu. Tapi untuk listrik dan air, kami bayar kolektif satu blok,” jelasnya.
Satu blok terdiri atas empat kamar dengan kapasitas dua orang per kamar. Artinya, setiap blok dihuni oleh delapan mahasiswi.
Meski tampak masih layak, beberapa bagian bangunan mulai menunjukkan kerusakan. Selain plafon yang bocor, pintu dan kamar mandi juga kerap bermasalah.
“Kerusakannya bukan cuma di plafon. Kadang pintu dan kamar mandi juga rusak,” tutur Muty.
Jika ada kerusakan, para penghuni biasanya melaporkannya ke pengurus agar segera ditindaklanjuti.
Namun, Muty mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah anggaran perbaikan berasal dari pihak kampus atau dana pengelolaan internal.
Sebagai mahasiswa senior di asrama, Muty berharap kampus memberikan perhatian serius terhadap kondisi fisik bangunan.
Ia menilai perbaikan menyeluruh sangat dibutuhkan demi kenyamanan dan keselamatan para penghuni.
“Harapannya, semoga asrama segera direnovasi supaya lebih nyaman untuk kami semua,” ungkapnya.
Dengan jumlah penghuni mencapai ratusan orang, asrama UNG menjadi salah satu fasilitas penting bagi mahasiswa, khususnya yang berasal dari luar daerah.
Kondisi bangunan yang terawat dan aman menjadi kebutuhan mendesak, terlebih dalam menunjang proses belajar yang optimal.
Tanggapan Pihak Kampus
Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNG, Mohammad Amir Arham, menyatakan bahwa pihak kampus sebenarnya menyadari kondisi asrama yang perlu diperbaiki, namun keterbatasan anggaran menjadi hambatan utama.

“Permasalahan seperti kebocoran membutuhkan renovasi besar-besaran. Sementara saat ini, anggaran kampus sedang dalam kondisi efisiensi, sehingga kami belum bisa mengakomodir perbaikan dalam waktu dekat,” jelas Amir, saat ditemui di ruangannya, Selasa (24/6/2025).
Amir juga menjelaskan bahwa mahasiswa tidak dikenakan biaya tinggal di asrama, dan karena itu, menurutnya ada tanggung jawab bersama untuk menjaga fasilitas.
“Kalau mahasiswa tinggal tanpa biaya, seharusnya bisa ikut menjaga kebersihan dan memperhatikan perawatan asrama. Tidak elok semua beban diserahkan ke lembaga,” ujarnya.
Namun pernyataan ini berbeda dengan penjelasan pengurus asrama yang menyebut adanya iuran bulanan. Saat diminta klarifikasi, Amir menyebut bahwa iuran tersebut relatif kecil dan tidak bisa dianggap sebagai biaya sewa.
“Kalau saya sama saja, 50 ribu sekarang dapat apa? listrik aja tidak cukup” katanya dengan suara terkekeh.