Hibata.id – Dinamika sosial politik di Kecamatan Suwawa semakin memanas jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024. Saat ini, isu politik uang di Kecamatan Suwawa semakin terdengar nyaring.
Apalagi, kebanyakan calon legislatif yang berkompetisi kali ini, mempunyai bisnis tambang emas dan batu hitam. Dikhawatirkan, ini bakal menjadi pemicu maraknya praktik politik uang.
Keberadaan tambang batu hitam yang terletak di kawasan ini menjadi sorotan utama. Meski begitu, industri pertambangan batu hitam ilegal yang telah lama beroperasi menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Laporan dari berbagai sumber di lapangan menunjukkan, indikasi kuat bahwa dana hasil pertambangan batu hitam kemungkinan besar akan digunakan untuk mempengaruhi pemilih melalui distribusi uang.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, mengingat pertambangan batu hitam Suwawa selama ini masih beroperasi. Tidak hanya itu, pertambangan ini dikenal sebagai salah satu sumber pendapatan utama yang signifikan bagi beberapa kelompok tertentu.
Baca juga: Bupati Bonebol: Peringatan Isra Miraj Jangan Hanya Ritual Tahunan Semata
Masyarakat yang anti terhadap politik uang menyerukan kewaspadaan tinggi dari semua pihak. Mereka mendesak Bawaslu, pemerintah, hingga aparat penegak hukum untuk bersama-sama mengawasi jalannya pemilu.
Untuk melihat hal ini, seluruh elemen masyarakat tidak boleh membiarkan demokrasi hancur gara-gara politik uang. Jika tambang batu hitam menjadi penyokong caleg, maka itu akan merusak demokrasi yang kita bangun bersama.
Masyarakat Suwawa berharap bahwa langkah konkrit akan diambil untuk memastikan bahwa pertambangan batu hitam tidak hanya menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan.
Tetapi juga tidak menjadi sumber masalah baru dalam dinamika demokrasi lokal.
Hal ini menjadi penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berasal dari sektor pertambangan dapat berjalan seiring dengan pemeliharaan integritas dan kesehatan praktik demokrasi di Suwawa.
