Hibata.id – Wali Kota Gorontalo Marten Taha mengatakan, Gebyar Ketupat bisa dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.
Hal itu disampaikan Marten saat memberikan sambutan di kegiatan Gebyar Ketupat di Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, pada Rabu (17/4/2024).
Diketahui, Gebyar Ketupat di Desa Yosonegoro menjadi satu dari sejumlah kegiatan Gebyar Ketupat yang dibuat oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
Marten menjelaskan, Gebyar Semarak Ketupat ini dilaksanakan sebagai sala satu bentuk upaya pelestarian dan pengembangan tradisi di dalam masyarakat islam Gorontalo.
Terlebih lagi, kata Marten, tradisi Gebyar Ketupat tersebut sudah mengakar dan menjadi salah satu bagian dari hari raya idulfitri.
Baca juga: Pemkot Gorontalo Resmi Canangkan Hardiknas ke-65
Olehnya, kata Marten, perayaan lebaran ketupat sebagai bentuk apresiasi untuk umat muslim yang telah menjalankan puasa syawal, setelah puasa bulan ramadan.
“Selain itu, tujuan dari lebaran ketupat bisa dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang,” kata Marten Taha salam sambutanya.
Perlu diketahui, lebaran ketupat biasanya dilaksanakan satu minggu setelah hari raya idulfitri. Sejumlah daerah di Gorontalo pelaksanaan gebyar ketupat di secara bersamaan.
Namun, kata Marten, tradisi lebaran ketupat tidak hanya sekedar makan ketupat. Namun juga menjadi momen mengakui kesalahan dan saling memaafkan dengan makan hidangan ketupat.
Dengan begitu, Marten berterima kasih kepada seluruh komponen, organisasi pemerintah maupun swasta yang telah memberikan partisipasinya dalam mensukseskan kegiatan ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, sponsor yang telah mensukseskan Gebyar Ketupat yang dibuat oleh Pemerintah Kota Gorontalo,” pungkasnya