Kabar

Aktivis Sebut Kapolres Pohuwato Tak Punya Nyali untuk Tindaki PETI Bulangita

×

Aktivis Sebut Kapolres Pohuwato Tak Punya Nyali untuk Tindaki PETI Bulangita

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum IMM Pohuwato, Aswad Lihawa. (Foto: Pribadi)
Ketua Umum IMM Pohuwato, Aswad Lihawa. (Foto: Pribadi)

Hibata.id – Aktivis lingkungan Aswad Lihawa kembali mengkritik keras maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Bulangita, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato. Tambang ilegal yang beroperasi dekat dengan pusat kota ini disebutnya sebagai bukti lemahnya penegakan hukum di daerah tersebut.

Menurut Aswad, lokasi tambang yang sangat strategis dan mudah dijangkau semestinya menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Namun kenyataannya, aktivitas tersebut terus berlangsung tanpa tindakan tegas. Ia pun mempertanyakan sikap Kapolres Pohuwato.

Scroll untuk baca berita

“Dengan maraknya tambang ilegal di Desa Bulangita yang begitu dekat dari pusat kota Marisa, ini memperlihatkan bahwa Kapolres Pohuwato hari ini tidak punya nyali. Hukum seperti lumpuh total di daerah ini,” tegas Aswad kepada Hibata.id, Sabtu (10/5/2025).

Baca Juga:  Kopolres Diminta Jangan Setengah Hati untuk Berantas PETI Pohuwato

Ia juga menyoroti dugaan adanya penegakan hukum yang tidak adil. Menurutnya, aparat terlalu fokus pada pelanggaran ringan seperti lalu lintas, namun abai terhadap kejahatan yang lebih besar dan berdampak luas seperti tambang ilegal.

“Kapolres Pohuwato ini penakut atau bagaimana? Pelanggaran hukum yang jelas-jelas terlihat dibiarkan begitu saja. Ini bukan penegakan hukum, tapi diskriminasi penindakan. Pengendara motor tanpa helm ditindak, tapi penambang ilegal dibiarkan merajalela,” ujarnya.

Aswad bahkan membandingkan kepemimpinan Kapolres saat ini dengan pejabat sebelumnya, yang menurutnya sama-sama lemah dalam menindak pelanggaran hukum di sektor pertambangan.

Baca Juga:  BMKG Ungkap Peyebab Bone Bolango Terus Diguyur Hujan

“Kapolres yang sekarang sama saja dengan yang kemarin. Sama-sama tidak berani, tidak punya nyali, dan hanya memilih-milih siapa yang ditindak. Ini memalukan,” katanya.

Ia pun mempertanyakan apakah sikap diam aparat disebabkan oleh tekanan politik atau kepentingan tertentu. “Diamnya Kapolres menunjukkan ketidakmampuannya dalam menegakkan hukum. Atau jangan-jangan beliau sudah ‘masuk angin’? Kalau begitu, jangan heran jika tambang ilegal di Pohuwato makin brutal,” tambahnya.

Aswad menekankan bahwa tambang ilegal adalah kejahatan serius yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mencerminkan bobroknya penegakan hukum di daerah. Ia bahkan menyindir bahwa tambang di Bulangita kini seolah menjadi “destinasi wisata baru” berupa kerusakan lingkungan.

Baca Juga:  BSG Dinilai Tidak Aman, Aktivis Desak Pemerintah Tarik Kas Daerah

“PETI di Bulangita itu bukan hal yang bisa dianggap sepele. Aktivitasnya dekat sekali dengan pusat kota. Atau jangan-jangan aparat sengaja membiarkan?” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Aswad mendesak agar Kapolda Gorontalo turun tangan langsung untuk menangani persoalan ini. Ia mengingatkan bahwa jika tidak segera ditindak, kerusakan lingkungan di Pohuwato bisa berdampak jangka panjang.

“Saya sangat berharap Kapolda Gorontalo tidak tinggal diam. Daerah kami sedang terancam. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat,” pungkasnya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600