Hibata.id – Bupati Buton Tengah (Buteng), Dr Azhari, S.STP., M.Si, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan sejumlah program strategis pembangunan fisik dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di daerah yang dikenal sebagai “Negeri Seribu Gua” itu.
Hal tersebut disampaikan saat menyampaikan pidato pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun Anggaran 2024 dalam sidang paripurna di gedung DPRD Buton Tengah, Selasa (15/4/2025).
“Harus ada prioritas yang jelas. Saya menargetkan pembangunan kantor DPRD Buteng dapat rampung pada 2025, begitu juga dengan rumah jabatan (rujab) Bupati di Gonggoma,” tegas Dr Azhari.
Ia menambahkan, pembangunan rujab Wakil Bupati dan Ketua DPRD juga akan dikebut, termasuk pengaspalan jalan masuk menuju kantor Bupati yang ditargetkan selesai tahun depan.
“Jika memungkinkan secara anggaran, kami juga akan membangun masjid di sekitar kawasan kantor Bupati serta jembatan penghubung antara Langkomu dan Lagili,” ujar Azhari.
Fokus Peningkatan SDM Melalui Kemitraan Pendidikan
Selain pembangunan infrastruktur, Dr Azhari juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM di Buton Tengah. Ia mengungkapkan rencana kerja sama dengan Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka untuk mendukung operasional kampus USN di Mawasangka.
“Insha Allah tahun ini kami akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan USN Kolaka. Kami juga akan menyiapkan tenaga pengajar kontrak untuk memperkuat dosen yang bertugas di kampus USN Buteng,” ungkapnya.
Program ini dirancang untuk menarik minat masyarakat melanjutkan pendidikan tinggi di wilayah sendiri, sekaligus meningkatkan akses pendidikan yang lebih merata.
“Bagi mahasiswa jalur mandiri, kami akan siapkan bantuan beasiswa. Kita akan hitung nilai SPP dan pemerintah daerah akan bantu sesuai kemampuan fiskal yang ada,” lanjut Azhari.
Bupati yang juga pernah terlibat dalam proses alih status USN Kolaka dari swasta ke negeri ini menyatakan optimisme terhadap masa depan kampus USN di Buteng.
“Pengalaman saya di Kolaka menjadi modal besar. Saat ini, kampus USN di Mawasangka sudah berstatus negeri, bangunannya sudah ada, dan jumlah tenaga pengajarnya pun mencukupi,” katanya.
Ia berharap dalam waktu dekat kampus tersebut dapat berdiri sendiri menjadi fakultas tersendiri tanpa perlu melewati proses verifikasi aset yang rumit.
“Hanya tinggal persetujuan dari Presiden. Tidak ada lagi hambatan seperti verifikasi aset atau persoalan tanah. Yang dibutuhkan hanya kemauan dan langkah konkret,” tutup Azhari.