Hibata.id – Gorontalo, sebuah provinsi yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi, memiliki keindahan alam yang mempesona dan kekayaan budaya yang beragam. Namun, seperti daerah lain di Indonesia, Gorontalo juga menghadapi ancaman bencana alam, salah satunya adalah banjir.
Baca Juga: LK-II HMI Cabang Persiapan Bone Bolango Resmi Dibuka
Banjir di Gorontalo tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa penduduk setempat. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor utama yang menjadi pemicu terjadinya banjir di Gorontalo.
1. Curah Hujan Tinggi
Salah satu faktor utama penyebab banjir di Gorontalo adalah curah hujan yang tinggi. Daerah ini memiliki iklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan, intensitas curah hujan bisa sangat tinggi, terutama pada bulan-bulan tertentu.
Baca Juga: Pasca Banjir Melanda, Warga Kota Gorontalo Berjuang Pulihkan Kehidupan
Ketika hujan turun dengan deras dalam waktu yang lama, tanah tidak mampu menyerap air dengan cepat, sehingga air hujan mengalir ke permukaan dan menyebabkan banjir.
2. Topografi dan Kondisi Geografis
Gorontalo memiliki topografi yang beragam, termasuk dataran rendah, bukit, dan pegunungan. Dataran rendah di sekitar sungai dan daerah pesisir lebih rentan terhadap banjir.
Selain itu, daerah yang berada di kaki bukit atau pegunungan juga berisiko mengalami banjir bandang ketika hujan deras terjadi di daerah hulu.
Baca Juga: 15 Rumah Warga di Kelurahan Botu Terendam Banjir
Aliran air dari pegunungan yang turun dengan cepat ke dataran rendah dapat menyebabkan volume air meningkat drastis dan mengakibatkan banjir.
3. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan, seperti deforestasi dan alih fungsi lahan, turut berkontribusi terhadap peningkatan risiko banjir di Gorontalo.
Penebangan hutan secara ilegal dan pembukaan lahan untuk pertanian atau pemukiman mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air.
Akar-akar pohon yang biasanya membantu menahan air dan mencegah erosi tanah menjadi hilang, sehingga air hujan lebih mudah mengalir ke permukaan dan menyebabkan banjir.
4. Sistem Drainase yang Tidak Memadai
Sistem drainase yang buruk juga menjadi salah satu faktor pemicu banjir di Gorontalo.
Banyak saluran drainase yang tersumbat oleh sampah atau sedimentasi, sehingga air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar.
Selain itu, beberapa daerah pemukiman tidak memiliki sistem drainase yang memadai, sehingga air hujan menggenang dan menyebabkan banjir.
5. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global telah mempengaruhi pola cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk di Gorontalo. Fenomena seperti El Niño dan La Niña dapat menyebabkan perubahan dalam pola curah hujan dan suhu.
Ketika terjadi anomali cuaca, seperti curah hujan yang ekstrem, risiko banjir meningkat. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut, yang berpotensi memperburuk banjir di daerah pesisir.
6. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia, seperti urbanisasi yang tidak terencana, juga berperan dalam meningkatkan risiko banjir. Pembangunan infrastruktur, seperti jalan dan gedung, tanpa memperhatikan tata ruang yang baik dapat mengganggu aliran air alami.
Beton dan aspal yang menggantikan tanah terbuka mengurangi area resapan air, sehingga air hujan lebih cepat mengalir ke saluran drainase yang mungkin tidak mampu menampung volume air yang besar.
Banjir di Gorontalo adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor, baik alami maupun buatan manusia. Untuk mengurangi risiko banjir, diperlukan upaya terpadu dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan.
Perbaikan sistem drainase, reboisasi, dan pengelolaan tata ruang yang baik adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah banjir di masa depan.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan juga sangat diperlukan. Dengan kerjasama yang baik, kita dapat meminimalisir dampak banjir dan menjaga Gorontalo tetap aman dan nyaman untuk ditinggali.