Hibata.id – Ratusan warga Kota Gorontalo, kembali menggelar tradisi unik dalam membangunkan sahur. Bagi mereka, agenda tahunan ini disebut dengan Koko’o sahur yang artinya ketuk sahur.
Ratusan warga Kota Gorontalo mulai dari anak-anak hingga dewasa tumpah ruah di jalan. Mereka ikut meramaikan tradisi tahunan menyambut Ramadhan.
Sambil memegang kentongan bambu, mereka berkeliling dengan arak-arakan layaknya pawai. Mereka membangunkan warga dengan cara mengetok bambu tersebut.
Baca Juga:
Ketua DPRD Gorontalo: Penetapan 1 Ramadhan Ikuti Keputusan Pemerintah
Yuriko Kamaru Desak Pemerintah Soal Lonjakan Harga Beras
Di tempat itu banyak bergabung anak-anak muda dari berbagai Kelurahan yang ada di Kota Gorontalo. Seperti Kampung Bugis, Kelurahan Tenda, Biawu, Siendeng, Donggala, dan Talumolo.
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Fikram Salilama menjelaskan, bahwa tradisi Koko’o atau ketuk sahur itu sudah turun temurun. Tradisi ini dilakukan setiap datangnya bulan suci Ramadhan.
“Sejak tahun 1969 waktu saya masih kelas 2 SD tradisi ini sudah ada,” kata Fikram usai melepas Ketuk Sahur, Selasa (12/03/2024) dini hari.
Kegiatan yang diakomodir oleh Generasi Muda Pabean Ramadhan (Gempar) itu, berjalan dengan lancar dan tertib. Ratusan warga sangat antusias dan senang ikuti Koko’o dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
“Alhamdulillah, ketuk sahur pada hari ini sudah selesai sekitar pukul 01:30 Wita, warga Kota Gorontalo antusias mengikuti dan berjalan tertib dan aman,” terang Fikram
Berdasarkan pantauan Hibada.id, tradisi ketuk sahur tersebut berakhir di Rumah Pribadi Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Fikram Salilama. Kemeriahan Koko’o sahur di Gorontalo layaknya konser menyambut Ramadhan.
Reporter : Reza Saad