Scroll untuk baca berita
Opini

Menjaga Pohuwato dan Masa Depan Lingkungan Kita

×

Menjaga Pohuwato dan Masa Depan Lingkungan Kita

Sebarkan artikel ini

Penulis: Delpriyanto Lukum –Kader IMM Pohuwato, Putra Daerah Kabupaten Pohuwato

Opini – Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di Kabupaten Pohuwato, saya merasa terpanggil untuk berbicara tentang tantangan besar yang tengah dihadapi oleh daerah kelahiran saya. Kabupaten Pohuwato, yang terletak di Provinsi Gorontalo, memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, kekayaan alam tersebut tak selalu dikelola dengan bijaksana.

Scroll untuk baca berita

Bahkan, di balik potensi yang begitu besar, kita sering kali menyaksikan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi berlebihan dan aktivitas ilegal yang merugikan. Seperti yang kita ketahui, praktek Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dan deforestasi hutan menjadi isu besar yang harus segera ditangani dengan serius.

Saya, sebagai warga Pohuwato, merasa bahwa sudah saatnya kita semua merenungkan apa yang sebenarnya terjadi di tanah kelahiran kita ini. Bukannya berkembang menjadi daerah yang makmur dan lestari, Pohuwato justru sedang menghadapi ancaman besar yang dapat merusak masa depan anak cucu kita. Kerusakan ini, terutama yang disebabkan oleh PETI dan deforestasi, terjadi karena ketidakpedulian dan keserakahan segelintir orang yang mengabaikan keberlanjutan lingkungan.

Menangkap Keuntungan Sesaat dengan Risiko Besar

Salah satu masalah terbesar yang sedang dihadapi Pohuwato adalah maraknya kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Banyak orang, baik dari luar daerah maupun lokal, terjun ke dalam aktivitas ini dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat. Namun, apa yang mereka abaikan adalah bahwa meskipun keuntungan yang mereka raih bisa segera mereka nikmati, kerugian yang ditimbulkan jauh lebih besar, baik untuk lingkungan, masyarakat, maupun negara.

Dari sisi ekonomi, PETI memang terlihat menjanjikan. Mereka yang terlibat dalam pertambangan ilegal ini sering kali mendapatkan uang dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Namun, keuntungan tersebut hanya dirasakan oleh individu-individu tertentu, sementara negara kehilangan potensi pendapatan dari sektor ini yang seharusnya bisa masuk ke dalam ekonomi formal. Tidak ada pendapatan pajak yang tercatat, dan tentu saja, tidak ada kontrol yang memadai terhadap aktivitas tersebut. Bahkan, meskipun kegiatan ini menciptakan lapangan pekerjaan, pekerjaan yang tersedia bagi para penambang sering kali bersifat tidak stabil dan sangat berisiko.

Baca Juga:  Tambang Batu Hitam Suwawa Bisa Jadi Pemicu Maraknya Politik Uang

Dari segi sosial, dampak PETI jauh lebih buruk lagi. Keberadaan pertambangan ilegal ini sering kali memicu konflik sosial. Ketegangan antara masyarakat dengan pihak berwenang semakin meningkat, terutama karena banyaknya tanah yang digarap secara ilegal tanpa izin yang jelas. Konflik lahan pun menjadi masalah besar, di mana hak atas tanah sering kali dipertanyakan dan masyarakat merasa terancam oleh keberadaan aktivitas ini.

Selain itu, fenomena pekerja anak yang terlibat dalam kegiatan penambangan ilegal menjadi isu yang sangat memprihatinkan. Anak-anak, yang seharusnya mendapatkan pendidikan dan perhatian yang layak, malah terjerumus dalam dunia pertambangan ilegal yang penuh dengan bahaya.

Namun, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Aktivitas pertambangan ilegal ini sering kali dilakukan dengan cara yang sangat merusak alam. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dalam proses penambangan emas mencemari sungai-sungai dan air tanah, yang akan berlanjut ke kerusakan ekosistem yang lebih luas.

Tumpahan merkuri tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga mencemari air yang digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Tak hanya itu, deforestasi yang terjadi akibat pembukaan lahan untuk pertambangan juga menyebabkan hilangnya habitat alami bagi berbagai spesies, yang pada gilirannya memperburuk ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan memperburuk perubahan iklim.

Baca Juga:  72 Jam Mengenal Insil Lebih Dekat

Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Masalah besar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat atau para penambang saja. Pemerintah daerah dan pusat memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik pertambangan ilegal yang merajalela. Selain itu, revisi Undang-Undang Minerba yang sedang digulirkan, yang memungkinkan perguruan tinggi untuk terlibat dalam usaha pertambangan, perlu dikaji lebih mendalam. Saya sangat khawatir bahwa langkah ini akan semakin membuka pintu bagi kerusakan lingkungan yang lebih besar.

Perguruan tinggi, yang seharusnya berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, berpotensi besar kehilangan fokus utamanya jika terlibat langsung dalam bisnis pertambangan. Perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat yang menghasilkan para ilmuwan, peneliti, dan pemikir yang bisa memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa, bukan terjerat dalam kegiatan yang berpotensi merusak alam dan mengancam keberlanjutan hidup kita.

Lebih dari itu, perguruan tinggi yang terlibat dalam usaha pertambangan bisa menjadi cikal bakal penyalahgunaan sumber daya alam yang lebih besar. Tanpa pengalaman yang cukup dalam pengelolaan tambang, perguruan tinggi bisa saja mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Aktivitas pertambangan yang tidak terkelola dengan baik ini bisa menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dan memperburuk krisis yang sedang kita hadapi saat ini.

Keberlanjutan: Kunci Masa Depan Pohuwato yang Lestari

Keberlanjutan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi Pohuwato dan Indonesia secara keseluruhan. Kita tidak boleh terus-terusan terpaku pada keuntungan jangka pendek yang diperoleh dari kegiatan yang merusak alam. Apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan kondisi bumi dan kehidupan anak cucu kita di masa depan. Jika kita terus mengabaikan keberlanjutan, maka kita akan mewariskan kerusakan yang sulit untuk diperbaiki.

Baca Juga:  Meneropong Gorontalo Pasca Pilkada 2024

Mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pemerintah yang harus berperan aktif dalam mengatur dan mengawasi pertambangan, tetapi juga masyarakat, perusahaan, dan perguruan tinggi. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pengelolaan alam tidak hanya menguntungkan beberapa pihak saja, tetapi juga membawa manfaat yang adil bagi seluruh masyarakat dan generasi yang akan datang.

Saya percaya bahwa jika kita bisa berpikir lebih jauh ke depan dan menjadikan keberlanjutan sebagai prinsip utama dalam mengelola sumber daya alam, Pohuwato masih bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia tentang bagaimana kekayaan alam bisa dimanfaatkan dengan bijak dan bertanggung jawab. Namun, untuk itu, kita harus segera bertindak dan tidak hanya berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Menjaga Pohuwato untuk Generasi Mendatang

Pohuwato memiliki potensi luar biasa yang harus dijaga dan dilestarikan. Keberlanjutan dan pengelolaan yang baik terhadap sumber daya alam yang ada akan memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kekayaan alam ini dengan cara yang seimbang dan bertanggung jawab. Mari kita bersama-sama menanggulangi masalah PETI, merancang kebijakan yang lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam, dan menjauhkan diri dari kebijakan yang hanya mengutamakan keuntungan sesaat.

Pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh masyarakat Pohuwato harus bersatu untuk menghadapi tantangan ini. Jangan biarkan daerah kita hancur hanya karena keserakahan dan ketidakpedulian. Dengan kesadaran dan kerja sama, kita bisa menjaga Pohuwato tetap lestari dan sejahtera bagi anak cucu kita.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600