Hibata.id – Ketegangan geopolitik di wilayah Kashmir berdampak signifikan terhadap pergerakan saham produsen pesawat tempur dunia.
Saham Dassault Aviation, pembuat jet Rafale asal Prancis, terkoreksi setelah kabar jatuhnya tiga jet tempur Rafale milik India.
Sebaliknya, saham Chengdu Aircraft Corporation, produsen pesawat J-10 asal Tiongkok, mencatat lonjakan tajam.
Pada perdagangan Rabu (7/5/2025) di Bursa Saham Shenzhen, saham AVIC Chengdu Aircraft melonjak hingga 17,05 persen, dipicu sentimen positif terkait keberhasilan jet tempur buatan mereka yang diduga turut digunakan dalam aksi militer Pakistan.
Sementara itu, di Bursa Saham Paris, saham Dassault Aviation (AM.PA) ditutup melemah di level €320,20, turun €4,40 atau setara 1,36 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Koreksi ini terjadi setelah laporan militer Pakistan yang menyebutkan bahwa tiga jet Rafale milik India berhasil ditembak jatuh dalam eskalasi konflik terbaru di kawasan Kashmir.
“Jatuhnya pesawat-pesawat itu memunculkan kekhawatiran pasar atas performa jet tempur Rafale, yang selama ini menjadi andalan ekspor militer Prancis,” ujar analis pasar dari Euronext.
Meskipun terdampak sentimen negatif jangka pendek, kinerja saham Dassault secara tahunan tetap mencatatkan pertumbuhan impresif.
Dalam 12 bulan terakhir, sahamnya telah naik hampir 58 persen, bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi di level €332,20 pada 6 Mei 2025.
Pada kuartal I tahun ini, Dassault Aviation melaporkan pendapatan sebesar €3,79 miliar dengan laba per saham (EPS) sebesar €7,84, jauh melampaui proyeksi analis. Analis dari Jefferies tetap mempertahankan rekomendasi “Buy” dengan target harga €350.
Secara umum, konsensus analis menempatkan saham ini pada posisi “Moderate Buy”, dengan dividen tahunan sebesar €4,72 dan yield sekitar 1,45 persen.
Namun demikian, para pelaku pasar diimbau mencermati perkembangan geopolitik, terutama di Asia Selatan, yang dapat memengaruhi persepsi terhadap produk pertahanan asal Prancis tersebut.
Dari laporan militer Pakistan, serangan balasan terhadap India dilakukan sebagai respons atas insiden yang menewaskan 26 wisatawan Hindu di Kashmir pada bulan lalu.
Dalam serangan itu, militer Pakistan mengklaim berhasil menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk tiga Rafale, satu MiG-29, satu Su-30, dan satu drone pengintai Heron.
Foto-foto puing pesawat yang beredar dari desa Wuyan, Kashmir yang dikelola India, memperlihatkan bagian tangki bahan bakar dan struktur logam pesawat yang terbakar, memperkuat dugaan keterlibatan jet Rafale dalam pertempuran.
Sebagai informasi, India baru saja menandatangani kontrak pembelian tambahan 26 unit Rafale dari Prancis pada April lalu, khusus untuk kebutuhan Angkatan Laut.
Pesawat-pesawat tersebut dijadwalkan mulai tiba pada 2030. Sebelumnya, India telah mengakuisisi 36 unit Rafale yang kini memperkuat Angkatan Udara India.