Hibata.id – Keputusan SMA Negeri 1 Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, yang mengeluarkan 10 siswa secara bersamaan, menuai kontroversi.
Langkah ini dinilai sewenang-wenang dan dianggap merusak karakter anak didik. Sehingga para orang tua siswa berencana menempuh jalur hukum jika pihak sekolah tetap pada keputusannya.
Masalah ini juga mendapat sortan dari Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Laode Haimuddin. Dirinta menyoroti tindakan sekolah yang dinilainya kurang bijaksana.
Menurutnya, kesalahan yang dilakukan siswa tidak seharusnya langsung berujung pada dikeluarkannya siswa dari sekolah.
“Disiplin memang penting, tapi pendidikan juga tentang pembinaan masa depan anak didik,” kata Laode, yang juga mantan Wakil Bupati Boalemo.
Laode menambahkan, bahwa sekolah seharusnya mengedepankan pendekatan yang lebih toleran dan berimbang.
“Mengeluarkan siswa bukanlah solusi utama. Ada opsi lain seperti pembinaan atau skorsing yang bisa ditempuh,” tegasnya.
Lebih lanjut, Laode berharap Penjabat Gubernur Gorontalo dan Dinas Pendidikan segera menindaklanjuti permasalahan ini dengan kebijakan yang lebih adil.
“Pendidikan tidak hanya soal hukuman, tetapi juga membentuk karakter. Diberikan kesempatan kedua adalah hal yang bijaksana,” ujarnya.
Akar Masalah
Berdasarkan informasi yang terima, 10 siswa tersebut diduga terlibat dalam konsumsi minuman keras di salah satu desa di Tilamuta pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Baca halaman berikutnya…