Hibata.id – Menjelang pergantian tahun, penjualan kondom di sejumlah minimarket dan apotek di Gorontalo mengalami peningkatan signifikan. Para karyawan minimarket mengungkapkan bahwa lonjakan ini sudah terasa sejak pekan lalu.
“Biasanya, penjualan kondom hanya beberapa bungkus per minggu. Namun, menjelang tahun baru, jumlahnya meningkat. Setiap hari pasti ada yang membeli,” kata seorang pegawai minimarket di Gorontalo yang enggan disebutkan namanya.
Fenomena peningkatan penjualan alat kontrasepsi ini bukan hal baru. Setiap akhir tahun, khususnya menjelang malam pergantian tahun, lonjakan permintaan kondom selalu terjadi.
“Banyak yang membeli dan sebagian besar datang di malam hari. Beberapa dari mereka, terutama anak muda, mengenakan masker, mungkin untuk menyembunyikan identitas mereka,” tambahnya.
Selain itu, pegawai tersebut juga mencatat bahwa pembeli berasal dari berbagai kalangan, mulai dari remaja, perempuan muda, hingga orang tua.
“Tidak hanya pria, perempuan juga sering membeli. Bahkan, beberapa pelanggan adalah gadis muda,” ungkapnya.
Kesadaran atau Kebiasaan?
Masyarakat Gorontalo tampaknya menganggap peningkatan penjualan kondom menjelang tahun baru sebagai hal yang wajar. Sebagian memandangnya sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi dan pencegahan penyakit menular seksual.
Namun, tidak sedikit pula yang mengaitkannya dengan budaya perayaan malam tahun baru, yang sering kali melibatkan aktivitas sosial tertentu.
Fenomena ini memunculkan beragam opini di tengah masyarakat, khususnya di Gorontalo yang dikenal dengan budaya adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan kitabullah.
Minimarket menjadi pilihan utama para pembeli karena kemudahan akses dan jam operasional 24 jam. Tingginya permintaan ini membuat para pelaku usaha diimbau untuk tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga memberikan edukasi kepada konsumen mengenai penggunaan alat kontrasepsi secara bijak dan bertanggung jawab.
Meski begitu ada yang menilai, lonjakan ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan kesehatan seksual.
Namun, sisi sosial budaya juga tidak bisa diabaikan, mengingat Gorontalo memiliki norma dan nilai yang cukup kuat. Dengan fenomena ini, penting bagi semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan tokoh masyarakat.