Scroll untuk baca berita
Kota Gorontalo

Adhan Dambea: STQH Jangan Hanya Jadi Seremoni, Tapi Jadikan Gerakan Budaya Qur’ani

×

Adhan Dambea: STQH Jangan Hanya Jadi Seremoni, Tapi Jadikan Gerakan Budaya Qur’ani

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Gorontalo, H. Adhan Dambea saat menyerahkan hadiah ke kepada peserta pemenang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) tingkat Kota Gorontalo, pada Kamis (1/5/2025) malam. (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)
Wali Kota Gorontalo, H. Adhan Dambea saat menyerahkan hadiah ke kepada peserta pemenang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) tingkat Kota Gorontalo, pada Kamis (1/5/2025) malam. (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)

Hibata.id – Di hadapan langit malam dan gema ayat suci yang belum sepenuhnya reda, Wali Kota Gorontalo, H. Adhan Dambea, mengeluarkan pernyataan yang mengandung nada tegas sekaligus ajakan: Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) tak boleh berhenti sebagai panggung tahunan. Ia harus tumbuh menjadi gerakan kultural—mengakar dan membumi di kehidupan masyarakat.

“STQH bukan sekadar lomba. Ini adalah jalan untuk menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar Adhan saat menutup gelaran STQH ke-28 tingkat Kota Gorontalo, Kamis (1/5/2025) malam.

Scroll untuk baca berita

Bagi Adhan, ajang yang selama ini dipandang seremonial harus dimaknai lebih dalam. STQH, katanya, punya daya dorong strategis untuk membangun kesadaran kolektif atas pentingnya Al-Qur’an dan Hadits sebagai fondasi moral masyarakat. Nilai-nilai itu, lanjutnya, mesti dipraktikkan bukan hanya di masjid atau pesantren, tapi juga di ruang-ruang domestik, di sekolah, hingga ke kantor pemerintahan.

Baca Juga:  Pemkot Gorontalo Resmi Canangkan HUT KORPRI, DWP, HKN, dan Hari Guru Nasional Tahun 2024

“Budaya membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an harus jadi denyut hidup. Ia harus ada di rumah-rumah, ruang kelas, bahkan di balik meja kerja pegawai negeri,” ucapnya.

Adhan juga menekankan bahwa keberhasilan STQH tak bisa hanya diukur dari seberapa rapi pelaksanaan atau banyaknya peserta. Indikator sejatinya adalah bagaimana acara ini mampu membentuk karakter masyarakat yang religius dan berakhlak. Ia menyebut, di tengah derasnya arus digital dan pergeseran nilai, STQH bisa menjadi jangkar spiritual yang menstabilkan arah kehidupan warga Kota Gorontalo.

Baca Juga:  Adhan Dambea Murka: Bongkar 'Dokter Mafia' di Rumah Sakit Aloei Saboe

Sebagai bentuk keseriusan, pemerintah kota berkomitmen memperkuat berbagai program keagamaan seperti pengembangan Remaja Masjid, Khatam Qur’an Raya, dan pembinaan intensif pasca-STQH. “Kita ingin Serambi Madinah ini dikenal bukan hanya karena sebutannya, tapi karena karakternya—masyarakat yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup,” kata Adhan.

Baca Juga:  Meski Inflasi Terendah Pertama Nasional, Pemkot Gorontalo Tetap Akan Gelar Pangan Murah  

Ia juga menggandeng semua pemangku kepentingan: tokoh agama, pendidik, pengurus masjid, hingga aparat birokrasi. Menurutnya, membangun budaya Qur’ani bukan tugas satu-dua pihak, melainkan tanggung jawab kolektif yang harus dipikul bersama.

“Julukan ‘Serambi Madinah’ bukan sekadar slogan. Ia harus dibuktikan dengan perilaku. Dengan akhlak. Dengan masyarakat yang rukun, santun, dan berpegang teguh pada nilai-nilai ilahiah,” tutup Adhan—dengan nada yang tak sekadar menasihati, tapi juga menggugah.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600