Hibata.id – Ajian Rawarontek dikenal sebagai salah satu ilmu kanuragan kuno yang berasal dari Jawa dan dipercaya mampu memberikan keabadian kepada pemiliknya. Dalam sejarah, ilmu ini kabarnya digunakan oleh para jawara dan pejuang di masa lalu untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.
Mitos Keabadian Ajian Rawarontek
Legenda menyebutkan bahwa seseorang yang menguasai ajian ini tidak akan bisa mati meskipun mengalami luka fatal, termasuk jika kepala terpenggal. Kepala tersebut dikatakan dapat kembali menyatu dengan tubuh, membuat pemiliknya seolah tidak terkalahkan.
Namun, ajian ini tidak bisa diperoleh dengan mudah. Pemiliknya harus memenuhi syarat berat yang sebanding dengan kesaktian yang diperoleh. Karena itulah, Rawarontek dianggap sebagai bagian dari ilmu hitam yang penuh risiko.
Warisan Ilmu dan Proses Pemindahan
Ilmu ini tidak serta-merta berakhir bersama pemiliknya. Konon, ajian Rawarontek dapat diwariskan kepada orang lain. Proses pewarisan biasanya terjadi saat pemilik ilmu ini memutuskan untuk mengakhiri perjalanan hidupnya sebagai manusia sakti. Setelah diwariskan, pemilik lama akan kehilangan kesaktiannya dan kembali menjadi manusia biasa.
Kelemahan Ajian Rawarontek
Seperti halnya ilmu kanuragan lainnya, ajian ini memiliki titik kelemahan. Sumber kekuatan Rawarontek diyakini berasal dari kontak dengan tanah. Oleh karena itu, cara efektif untuk mengalahkan pemilik ilmu ini adalah dengan menggantungnya di atas pohon hingga kehilangan kontak dengan tanah. Dalam posisi tersebut, kesaktiannya akan lenyap.
Kutukan yang Mengintai Pemilik
Di balik kesaktiannya, ajian Rawarontek memiliki konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Kutukan dipercaya akan menimpa pemilik ilmu ini saat mereka meninggal dunia. Bentuk kutukan tersebut konon membuat jasad pemiliknya berubah menjadi kecil dan mengering seperti Jenglot.
Meski mitos dan cerita seputar ajian ini terdengar luar biasa, tidak sedikit masyarakat yang menganggapnya sebagai bagian dari kekayaan tradisi dan kebudayaan Jawa yang penuh misteri.