Scroll untuk baca berita
CEK FAKTA

Cek Fakta: Video Eskavator Terbakar di Raja Ampat Hoaks, Lokasi Asli di Kolombia

×

Cek Fakta: Video Eskavator Terbakar di Raja Ampat Hoaks, Lokasi Asli di Kolombia

Sebarkan artikel ini
ideo Eskavator Terbakar di Raja Ampat Hoaks, Lokasi Asli di Kolombia Foto: cekfakta.com/Hibata.id
ideo Eskavator Terbakar di Raja Ampat Hoaks, Lokasi Asli di Kolombia Foto: cekfakta.com/Hibata.id

Hibata.id – Video viral yang memperlihatkan eskavator terbakar dan diklaim terjadi di area pertambangan nikel Raja Ampat, Papua Barat Daya, dipastikan hoaks. Lokasi kejadian sebenarnya berada di Zaragoza, Kolombia.

Sebuah video yang beredar di media sosial sejak awal Juni 2025 memperlihatkan alat berat terbakar di area terbuka. Narasi dalam video menyebut bahwa peristiwa tersebut terjadi di lokasi tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, dan dibakar oleh warga yang menolak aktivitas pertambangan.

Scroll untuk baca berita

Akun TikTok pada 9 Juni 2025 mengunggah video itu dengan klaim bahwa warga Papua membakar eskavator milik perusahaan tambang. Sementara akun X mengunggah dua foto serupa pada 8 Juni 2025 dan menyatakan lokasi berada di Raja Ampat.

Namun, hasil verifikasi yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan klaim tersebut tidak benar. Berdasarkan pencocokan gambar melalui Google Lens dan penelusuran menggunakan mesin pencari serta YouTube, peristiwa dalam video tersebut tidak terjadi di Indonesia.

Baca Juga:  Cek Fakta: Video Penangkapan Bahlil dan Luhut Ternyata Rekayasa Digital

Fakta Lapangan: Kolombia, Bukan Raja Ampat

Foto dan video yang identik pernah dipublikasikan lebih dulu oleh media asing. Situs berita lokal Kolombia, NP Noticias Online, menayangkan insiden itu pada 25 Mei 2025. Sedangkan akun Facebook Región Al Día dan situs Lanoticia.com di Carolina Utara, Amerika Serikat, juga membagikan gambar serupa pada 26 Mei 2025.

Aparat keamanan Kolombia sengaja membakar eskavator tersebut dalam operasi penertiban tambang ilegal di wilayah Zaragoza, Departemen Antioquia. Stasiun televisi H13N dan Teleantioquia menyiarkan langsung operasi tersebut sebagai bagian dari Operasi Achilles yang melibatkan Kepolisian Nasional dan Angkatan Udara Kolombia.

Tujuan utama operasi ialah menghentikan eksploitasi mineral ilegal dan mencegah kerusakan lingkungan di aliran Sungai La Clarita yang tercemar merkuri. Sungai ini, anak dari Sungai Cauca, telah diakui sebagai subjek hak asasi manusia sejak 2019.

Baca Juga:  Cek Fakta: Bukan di Palu, Foto Helikopter Jatuh Ternyata Peristiwa di India

Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Pol Gatot Haribowo menegaskan bahwa peristiwa dalam video tidak terjadi di wilayahnya. “Berita tersebut tidak benar. Kami imbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi palsu,” ujarnya dikutip dari Seputarpapua.com, 8 Juni 2025.

Meski video pembakaran eskavator terbukti tidak terkait dengan Raja Ampat, aksi penolakan masyarakat terhadap tambang nikel di kawasan itu tetap berlangsung. Masyarakat adat dan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Jaga Alam Raja Ampat menyuarakan protes mereka sejak awal Juni 2025.

Saat Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengunjungi Papua Barat Daya pada 7 Juni 2025, ratusan warga menggelar demonstrasi di Bandara Deo, Sorong. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan #SaveRajaAmpat sebagai bentuk penolakan terhadap eksploitasi sumber daya alam di wilayah mereka.

Unjuk rasa kembali digelar pada 10 Juni 2025 di Kantor Gubernur Papua Barat Daya. Massa menuntut pencabutan izin operasi perusahaan tambang nikel di lima pulau kecil di Raja Ampat.

Baca Juga:  Cek Fakta: Klaim Jokowi Sakit Kulit karena Azab Bohong adalah Hoaks

Empat Izin Tambang Dicabut, PT GAG Tetap Diawasi

Menanggapi tekanan publik, Menteri Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah mencabut izin empat perusahaan tambang, yaitu:

  • PT Kawei Sejahtera Mining (Pulau Kawe),

  • PT Anugerah Surya Pratama (Pulau Manuran),

  • PT Mulia Raymond Perkasa (Pulau Manyaifun dan Batang Pele), dan

  • PT Nurham (Pulau Waigeo).

Namun, kontrak karya PT GAG tidak dicabut karena lokasinya dinilai berada di luar kawasan Geopark. Meski demikian, pemerintah berkomitmen melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas perusahaan tersebut.

Kasus ini menunjukkan pentingnya verifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial. Isu sensitif seperti lingkungan dan pertambangan kerap menjadi sasaran hoaks yang dapat memicu konflik sosial. Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dalam menjaga kebenaran informasi dan kelestarian alam Raja Ampat.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600