Hibata.id – Fenomena gaya hidup minimalis kini semakin populer di kalangan Generasi Z, generasi muda yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Gaya hidup ini menekankan pada kesederhanaan, efisiensi, serta fokus terhadap hal-hal yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar keinginan konsumtif.
Berdasarkan berbagai survei tren gaya hidup digital 2024, Generasi Z cenderung memilih kehidupan yang praktis, fungsional, dan ramah lingkungan.
Mereka mulai meninggalkan pola konsumsi berlebihan, dan lebih memilih kualitas daripada kuantitas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal fashion, dekorasi rumah, hingga aktivitas digital.
“Saya merasa lebih tenang saat tidak terlalu banyak memiliki barang. Hidup jadi lebih tertata dan saya bisa fokus pada hal-hal yang penting,” ujar Rani Ayu (24), mahasiswa asal Yogyakarta yang sudah menerapkan gaya hidup minimalis sejak dua tahun terakhir.
Selain dari sisi kenyamanan, banyak Gen Z mengadopsi gaya hidup ini sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya konsumerisme yang dianggap membebani mental dan finansial.
Di tengah perkembangan teknologi dan media sosial, mereka justru memilih untuk membatasi diri dari paparan yang tidak perlu dan lebih selektif dalam menerima informasi maupun produk.
Manfaat Gaya Hidup Minimalis bagi Gen Z
Gaya hidup minimalis dinilai membawa banyak manfaat, di antaranya:
- Mengurangi stres dan kecemasan akibat lingkungan yang berantakan atau tekanan sosial digital.
- Meningkatkan produktivitas, karena lebih fokus pada prioritas dan tujuan pribadi.
- Menjaga kesehatan mental, dengan membatasi distraksi dari hal-hal yang tidak penting.
- Meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, dengan mengurangi konsumsi barang sekali pakai.
Psikolog klinis Arinda Sari menyebut bahwa kesadaran Generasi Z terhadap kesehatan mental juga menjadi pendorong utama perubahan gaya hidup ini.
“Mereka mulai menyadari bahwa hidup tidak perlu diukur dari banyaknya barang, tapi dari kualitas hidup yang dijalani,” ujarnya.
Minimalisme dan Era Digital
Dalam era digital yang serba cepat, gaya hidup minimalis digital juga menjadi bagian dari tren ini. Banyak anak muda kini membatasi waktu layar, menonaktifkan notifikasi media sosial, serta memilih aplikasi yang benar-benar mendukung produktivitas.
Beberapa bahkan menerapkan prinsip digital decluttering, yakni menghapus akun media sosial yang tidak relevan atau mengurangi konsumsi konten yang bersifat negatif.