Scroll untuk baca berita
Kabar

Harga Beras di Pasar Tradisional Marisa Melonjak, Pedagang Impor dari Luar Pohuwato

×

Harga Beras di Pasar Tradisional Marisa Melonjak, Pedagang Impor dari Luar Pohuwato

Sebarkan artikel ini
Salah satu pedagang beras sedang melayani pembeli di Pasar Tradisional Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. (Foto: Hibata.id)
Salah satu pedagang beras sedang melayani pembeli di Pasar Tradisional Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. (Foto: Hibata.id)

Hibata.id – Harga beras di Pasar Tradisional Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, kembali melonjak tajam. Jika sebelumnya harga beras berkisar Rp650.000 hingga Rp700.000 per karung (50 kg), kini melonjak hingga mencapai Rp820.000–Rp859.000.

Kenaikan ini diungkapkan oleh salah satu pedagang beras, Dahlan. Ia menyebutkan bahwa harga tersebut merupakan yang tertinggi dalam dua minggu terakhir.

Scroll untuk baca berita

“Kenaikannya cukup drastis, dan ini membuat pembeli—terutama ibu rumah tangga serta pelaku usaha kecil—merasa sangat terbebani,” kata Dahlan, Jumat (18/7/2025).

Menurut Dahlan, stok beras yang dijual di pasar sebagian besar berasal dari luar daerah seperti Paguyaman dan Makassar. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas beras lokal Pohuwato yang tidak diminati oleh konsumen.

Baca Juga:  Aktivis Desak BPD Bertindak atas Dugaan Penganiayaan oleh Kades Buhu

“Beras lokal kurang disukai karena kualitasnya tidak bagus. Makanya pedagang lebih memilih ambil dari luar daerah,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa lonjakan harga saat ini sudah di luar batas wajar. “Kemarin harga masih Rp11.000 per liter, sekarang sudah naik jadi Rp14.000 per liter,” ujarnya.

Dahlan secara terbuka mengakui bahwa sebagian besar stok beras di pasar saat ini bukan hasil pertanian lokal. Ia menyoroti seringnya terjadi gagal panen di Pohuwato sebagai penyebab utama minimnya pasokan dari petani setempat.

“Kalaupun ada hasil panen lokal, kualitasnya sering tidak layak konsumsi. Beras saya mungkin paling murah karena saya ambil langsung dari sumbernya. Yang lain kebanyakan ambil dari agen, jadi lebih mahal,” ungkap Dahlan.

Baca Juga:  Kementerian PUPR Buka 26.319 Lowongan CASN 2024

Kenaikan harga ini turut dirasakan oleh warga, salah satunya Kodu Hulopi, warga Desa Dulomo, Kecamatan Patilanggio. Ia mengaku terpaksa mengurangi pembelian karena harga sudah tak terjangkau.

“Biasanya saya beli 50 kilogram, sekarang hanya bisa beli 10 kilogram. Harga terlalu tinggi, padahal kebutuhan tetap,” keluhnya.

Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pohuwato, Ibrahim Kiraman, membenarkan adanya lonjakan harga. Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi.

“Kami telah melakukan sidak dan memantau distribusi beras dari distributor ke pasar. Kenaikan ini dipicu oleh menurunnya pasokan dari daerah produsen,” jelas Ibrahim.

Baca Juga:  Darda Daraba Kembali Pimpin IKAL Gorontalo Periode 2025–2030 Lewat Musda Perdana

Sebagai langkah konkret, pemerintah daerah berencana menggelar pasar murah dalam waktu dekat guna menekan inflasi dan meringankan beban masyarakat.

“Kami segera mengadakan pasar murah agar masyarakat bisa mendapat beras dengan harga yang lebih terjangkau,” tegas Ibrahim.

Lonjakan harga beras ini menambah daftar panjang beban ekonomi warga. Sementara itu, kondisi gagal panen yang terus berulang menjadi sorotan terhadap kinerja pemerintah daerah dalam menjamin ketahanan pangan lokal.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600