Hibata.id – Maskapai penerbangan di seluruh dunia menerapkan aturan wajib membuka penutup jendela pesawat saat proses lepas landas dan pendaratan.
Aturan ini bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari prosedur keselamatan penumpang dan kru selama fase penerbangan paling kritis.
Saat pesawat mulai melaju di landasan atau bersiap menyentuh bumi, pramugari selalu mengingatkan penumpang untuk membuka penutup jendela.
Tindakan ini bertujuan memaksimalkan keselamatan jika terjadi kondisi darurat.
“Dengan jendela terbuka, penumpang maupun awak kabin bisa segera melihat situasi di luar pesawat. Jika muncul asap, percikan api, atau objek berbahaya, mereka dapat segera merespons dan mengambil langkah penyelamatan,” kata salah satu petugas keselamatan penerbangan, Sabtu (28/6/2025).
Selain itu, membuka jendela membantu mata penumpang menyesuaikan diri dengan cahaya luar. Penyesuaian ini penting agar penglihatan tetap optimal saat evakuasi mendesak terjadi.
Jika pesawat harus dievakuasi secara darurat, petugas penyelamat dari luar juga bisa menilai kondisi dalam kabin melalui jendela. Mereka bisa mengetahui apakah terdapat asap, kobaran api, atau penumpang yang membutuhkan bantuan.
Prosedur ini juga mempercepat penilaian awak kabin terhadap arah evakuasi yang aman. Misalnya, jika sisi kiri pesawat terbakar, awak kabin dapat langsung mengarahkan evakuasi ke sisi kanan.
Organisasi penerbangan internasional menyebut fase lepas landas dan pendaratan sebagai dua tahap paling berisiko dalam penerbangan. Statistik mencatat sebagian besar kecelakaan pesawat terjadi pada dua fase ini.
Karena itu, maskapai wajib menerapkan prosedur keamanan termasuk membuka jendela, menegakkan posisi duduk tegak, dan memastikan sabuk pengaman terpasang.
Langkah sederhana seperti membuka penutup jendela pesawat berperan besar dalam menyelamatkan nyawa. Penumpang diimbau mematuhi setiap instruksi awak kabin demi keselamatan bersama selama penerbangan.