Hibata.id – Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, mengapresiasi langkah konservasi yang dilakukan Yayasan Konservasi Indonesia dalam pelestarian Hiu Paus (Rhincodon typus) di Perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango.
Kegiatan konservasi ini ditandai dengan pemasangan alat tagging satelit pada lima individu Hiu Paus, yang dilakukan pada Jumat (18/4/2025).
Dengan tambahan tersebut, kini total ada sepuluh Hiu Paus yang telah dipasangi alat pemantau di wilayah konservasi laut Gorontalo.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Tagging satelit merupakan langkah nyata dalam pengelolaan kawasan konservasi yang lebih baik,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan PSDKP DKP Provinsi Gorontalo, Syafrie A.B. Kasim, yang juga menjabat Kepala Satuan Unit Organisasi Pengelola Kawasan Konservasi Perairan.
Data pergerakan Hiu Paus sangat penting untuk mendukung perumusan kebijakan berbasis sains. Ia menyebutkan, sejak program ini dimulai pada 2022.
Data yang dikumpulkan dari tagging satelit telah menjadi dasar penting dalam pemetaan wilayah jelajah Hiu Paus, yang merupakan spesies dilindungi secara nasional.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Konservasi Indonesia, Abdi Hasan, menjelaskan bahwa program ini bertujuan mengisi kekosongan data mengenai pola migrasi dan perilaku Hiu Paus di wilayah tropis Indonesia.
“Kami ingin memahami apakah individu Hiu Paus ini menetap di perairan Botubarani atau bermigrasi ke daerah lain. Data ini akan menjadi kontribusi penting untuk peta distribusi nasional Hiu Paus, terutama di kawasan Teluk Tomini,” kata Abdi Hasan
Abdi menambahkan, konsistensi kemunculan Hiu Paus di Botubarani telah menarik perhatian komunitas ilmiah internasional. Oleh karena itu, lima alat tagging tambahan akan segera dipasang guna meningkatkan cakupan pemantauan.
Program konservasi ini juga didukung oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Wilayah Kerja Gorontalo.
Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Orca, Kelompok Masyarakat Pengawas Orca, Kelompok Sadar Wisata Hiu Paus Botubarani, para pemandu wisata lokal, serta masyarakat Desa Botubarani.
Dengan harapan upaya konservasi ini dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan, demi keberlanjutan ekosistem laut serta penguatan ekonomi berbasis ekowisata.
Sebagai informasi, Hiu Paus merupakan spesies ikan terbesar di dunia yang telah dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013.
Indonesia menjadi habitat penting bagi Hiu Paus, dengan lokasi kemunculan utama di Teluk Saleh (NTB), Teluk Cenderawasih (Papua), Talisayan (Kaltim), Probolinggo (Jatim), dan Botubarani (Gorontalo).