Scroll untuk baca berita
Sosial

Musim Panen Padi Dimulai, Petani Gorontalo Dihadang Cuaca Buruk

×

Musim Panen Padi Dimulai, Petani Gorontalo Dihadang Cuaca Buruk

Sebarkan artikel ini
Musim Panen Padi Dimulai, Petani Gorontalo Dihadang Cuaca Buruk/Hibata.id
Musim Panen Padi Dimulai, Petani Gorontalo Dihadang Cuaca Buruk/Hibata.id

Hibata.id – Provinsi Gorontalo tengah memasuki musim panen padi sawah, yang biasanya menjadi momen penuh sukacita bagi petani.

Aktivitas panen terlihat ramai di berbagai wilayah, dengan hiruk-pikuk para petani yang bekerja memanen hasil jerih payah mereka selama beberapa bulan terakhir.

Scroll untuk baca berita

Namun, kegembiraan tersebut tidak sepenuhnya dirasakan tahun ini. Cuaca yang tidak bersahabat, dengan curah hujan tinggi yang mengguyur hampir setiap hari, menjadi kendala utama dalam proses panen.

Baca Juga:  Tugas dan Fungsi Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tahun 2024

Hujan lebat menyebabkan banyak area persawahan tergenang air, menyulitkan petani untuk menuai padi.

“Kami senang karena sudah memasuki musim panen, tetapi hujan yang terus turun membuat pekerjaan lebih berat. Kadang padi yang sudah dipanen sulit dikeringkan karena tidak ada sinar matahari,” kata Iwan, seorang petani di Kecamatan Suwawa

Buruh tani pun turut merasakan dampaknya. Mereka yang biasanya mengais rezeki dari pekerjaan seperti menyabit, memikul, hingga membantu proses pengeringan padi, kini menghadapi tantangan berat akibat kondisi cuaca.

Baca Juga:  Elnino Rilis Paslon Pilkada yang Didukung Prabowo, Ada Amran-Irwan

“Kami bergantung pada pekerjaan panen ini. Kalau hujan terus, kami jadi kesulitan mendapatkan upah, apalagi kalau padi tidak bisa diproses lebih lanjut,” keluh Ani Harun, seorang buruh tani di wilayah yang sama.

Meski demikian, para petani tetap berupaya maksimal untuk menyelamatkan hasil panen mereka. Beberapa di antaranya bahkan menggunakan terpal untuk melindungi padi dari hujan atau mengeringkannya secara manual di bawah atap.

“Harapan kami, cuaca segera membaik. Kalau terus begini, kami bisa rugi besar karena padi yang basah cenderung cepat rusak,” ujar Ani

Baca Juga:  Bondula, Burung Danau Limboto yang Terancam oleh Perburuan

Musim panen kali ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi risiko cuaca dalam sektor pertanian. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan solusi, seperti penyediaan fasilitas pengering padi atau pendampingan teknologi, guna mendukung petani menghadapi tantangan perubahan iklim. Jangan sampai kondisi ini akan berdampak pada kenaikan harga beras.

 

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600