Hibata.id – Di tengah meningkatnya ketergantungan anak pada gawai, Pemerintah Kota Gorontalo memilih jalur berbeda: membangun kembali budaya membaca. Salah satu langkahnya adalah melalui kegiatan Wisata Baca, yang digagas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) sebagai bagian dari kampanye literasi untuk anak-anak sekolah dasar.
Bertempat di Lapangan Taruna Remaja, kegiatan ini sengaja digelar di ruang terbuka agar anak-anak bisa menikmati suasana belajar yang lebih segar dan tidak monoton.
“Kami ingin anak-anak merasakan lingkungan yang berbeda dari kelas. Ini bisa menambah semangat mereka dalam membaca,” kata Kepala DKP Kota Gorontalo, Siti Dahlia Syarif, Jumat, 18 Juli 2025.
Wisata Baca merupakan program rutin yang digelar empat kali dalam setahun. Tahun ini, program tersebut diperkuat melalui anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) pendidikan sebesar Rp300 juta yang difokuskan untuk peningkatan minat baca masyarakat.
“Alhamdulillah, tahun ini ada alokasi Rp300 juta dari DAU pendidikan. Seluruhnya kami gunakan untuk mendongkrak minat baca,” ujar Siti Dahlia.
Program ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap kebijakan Satu Jam Tanpa Gadget, yang belum lama ini diluncurkan Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Gerakan tersebut mendorong anak-anak dan orang tua untuk menyisihkan waktu selama satu jam setiap hari tanpa gawai, digantikan dengan aktivitas bersama—termasuk membaca.
Lebih dari sekadar membatasi penggunaan ponsel, kebijakan ini ingin membangun kembali ruang interaksi keluarga dan menanamkan kebiasaan literasi sejak usia dini.
Melalui pendekatan yang terpadu—antara program lapangan, penguatan anggaran, dan kebijakan kepala daerah—Pemerintah Kota Gorontalo berharap minat baca anak-anak bisa tumbuh kembali di tengah era digital yang serbacepat.