Hibata.id – Tren pola makan berbasis nabati atau diet vegan terus meningkat di Indonesia dan dunia. Gaya hidup ini tidak hanya memberi dampak positif bagi kesehatan, tetapi juga dinilai lebih ramah lingkungan.
Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan mendorong perubahan gaya hidup, salah satunya melalui adopsi diet vegan. Pola makan yang menghindari produk hewani ini semakin banyak diminati, terutama oleh kalangan muda urban yang peduli terhadap keseimbangan alam dan tubuh.
Menurut laporan Bloomberg Intelligence, pasar makanan nabati global diprediksi tumbuh hingga 450 persen pada tahun 2030. Lonjakan ini mencerminkan peningkatan minat masyarakat terhadap pola makan nabati sebagai bagian dari solusi hidup sehat dan berkelanjutan.
Figur publik, selebritas, hingga tokoh kesehatan dunia turut mengampanyekan gaya hidup vegan. Namun, seperti apa sebenarnya diet vegan, dan apa saja manfaatnya?
Apa Itu Diet Vegan?
Diet vegan merupakan pola makan yang menghindari seluruh produk hewani, termasuk daging, ikan, telur, susu, hingga madu. Tidak hanya terbatas pada konsumsi makanan, gaya hidup vegan juga menolak penggunaan produk turunan hewan seperti kulit, wol, dan kosmetik berbahan dasar hewani.
Berbeda dengan vegetarian yang masih mengonsumsi produk turunan hewan tergantung jenisnya, veganisme bersifat lebih ketat. Sementara itu, istilah “plant-based” lebih fleksibel, karena sebagian pengikutnya masih mengonsumsi produk hewani dalam jumlah terbatas.
Manfaat Diet Vegan bagi Kesehatan
Pola makan vegan memberikan beragam manfaat yang telah dibuktikan secara ilmiah. Amy Gorin, ahli diet bersertifikat asal Amerika Serikat, menjelaskan bahwa konsumsi makanan nabati dapat meningkatkan asupan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan.
Berikut lima manfaat utama dari diet vegan:
-
Menjaga Kesehatan Jantung
Makanan nabati umumnya rendah lemak jenuh dan tinggi serat serta antioksidan. Komposisi ini membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menstabilkan tekanan darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
-
Menekan Risiko Diabetes Tipe 2
Konsumsi biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan dalam diet vegan meningkatkan sensitivitas insulin dan menstabilkan kadar gula darah. Kandungan serat yang tinggi juga membantu meredam peradangan.
-
Berpotensi Mengurangi Risiko Kanker
Beberapa studi menyebut pola makan vegan dapat menurunkan risiko kanker, seperti kanker payudara dan prostat. Hal ini didorong oleh tingginya asupan antioksidan serta rendahnya konsumsi daging olahan dan lemak jenuh.
-
Meredakan Peradangan dalam Tubuh
Bagi penderita penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, pola makan vegan dapat memberikan manfaat nyata. Nutrisi dari tanaman membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus dan menekan peradangan.
-
Membantu Menjaga Berat Badan Ideal
Makanan nabati cenderung rendah kalori namun kaya serat, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini mendukung pengelolaan berat badan secara alami tanpa perlu membatasi asupan secara ketat.
Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, permintaan terhadap makanan vegan terus meningkat. Sejumlah restoran dan UMKM kini menawarkan menu nabati yang inovatif dan terjangkau. Bahkan, beberapa rumah sakit di Indonesia mulai memasukkan diet berbasis tanaman dalam panduan kesehatan pasien kronis.
“Serat dan antioksidan dari makanan nabati membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki keseimbangan mikrobioma usus,” ujar Amy Gorin. “Kombinasi ini memberikan dampak besar bagi kualitas hidup secara menyeluruh.”
Seiring meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat dan pelestarian lingkungan, diet vegan diprediksi menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia di masa depan. Selain memberikan manfaat bagi tubuh, pola makan ini turut mendukung keberlanjutan bumi yang lebih hijau dan sehat.