Hibata.id – Lonjakan harga beras di pasar tradisional maupun modern memaksa warga mengencangkan ikat pinggang. Di tengah tekanan ekonomi itu, Pemerintah Kota Gorontalo bergerak cepat. Melalui Dinas Pangan, mereka meluncurkan program Gerakan Pangan Murah sebagai strategi untuk meredam kenaikan harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Program ini digelar di kios pangan milik Dinas Pangan Kota Gorontalo yang berada di depan kantor dinas tersebut. Dalam keterangannya, Suhendry Yahya, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari pengendalian inflasi dan stabilisasi pasokan serta harga pangan (SPHP), khususnya beras.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah mengintervensi harga beras yang terus naik, sekaligus menjaga ketersediaan pangan di tengah masyarakat,” kata Suhendry kepada wartawan, Selasa (15/7).
Gerakan ini terlaksana berkat kerja sama dengan Perum Bulog Cabang Gorontalo. Sebanyak 1 ton beras disiapkan untuk dijual ke masyarakat. Selain beras, disediakan pula gula pasir sebanyak 10 kilogram dan minyak goreng 20 liter.
Harga yang ditawarkan jauh di bawah pasaran. “Beras SPHP kami jual seharga Rp60 ribu per 5 kilogram, gula pasir Rp17.500 per kilogram, dan minyak goreng Rp19.500 per liter,” jelas Suhendry.
Ia memastikan, kegiatan serupa akan digelar secara berkelanjutan di berbagai kecamatan dan kelurahan di Kota Gorontalo. Tujuannya, agar lebih banyak warga bisa mendapatkan bahan pangan pokok dengan harga terjangkau.
Pemerintah Kota Gorontalo yang kini dipimpin Wali Kota Adhan Dambea dan Wakil Wali Kota Indra Gobel, menjadikan stabilisasi harga pangan sebagai salah satu fokus utama dalam pengendalian dampak ekonomi pascapandemi dan kenaikan harga bahan pokok nasional.