Hibata.id – Polisi menemukan dua amplop berisi surat dari tas ransel milik DG (24), guru honorer yang diduga bunuh diri di Fly Over Cimindi perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, (28/6/2024).
Surat tersebut ditujukan untuk kakak dan orang tuanya. Selain surat, polisi juga menemukan tali dan lakban.
“Karena dilokasi kejadian ditemukan lakban. Kemudian di ruangan kerja kantor di sekolah, kami menemukan tas ransel hitam milik korban yang didalamnya ada tali yang sama persis modelnya warnanya dipakai untuk menggantung diri,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman saat dihubungi, Minggu, (30/6/2024).
Baca Juga: Pasangan IRIS yakin Menang 60 Persen di Pilkada Bonebol 2024
“Nah di situ terdapat 2 amplop surat yang berisikan untuk kakak korban dan 1 untuk orangtua korban,” sambungnya.
Surat tersebut berisi permintaan maaf kepada kakak dan orang tuanya. “Pada intinya surat berisi permohonan maaf kepada kakak dan kedua orangtua itu inti surat tersebut. Cuma dia memohon maaf, secara umum layaknya adik ke kakaknya dan anak ke orangtua,” jelasnya.
Sebelumnya, Warga Cimahi sempat digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria yang tergantung di Flyover Cimindi yang berada di perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung, Jumat (28/6) pagi.
Penemuan itu pun viral di media sosial lewat unggahan akun X @shittycircle yang memperlihatkan pria dengan hoodie dan celana hitam tergantung di tepi jembatan.
Baca Juga: Debat Capres AS Joe Biden Vs Donald Trump Soal Inflasi
“Turut berduka untuk korban dan keluarga. gemeter gue liatnya,” tulisnya.
Dari lokasi yang sama pun ditemukan sebuah pesan tertulis dalam sepotong kardus. Pesan itu diduga ditulis oleh korban berupa sebuah wasiat yang minta diantarakan ke rumah sakit yang berada di dekat lokasi.
“Tolong anterin ke RS Imanuel. Orang tua saya kerja di sana. AN Bpk XXXXX XXXXX & Ibu XXXXX XXXXXXX,” tulis dalam wasiat pada kardus tersebut.
Guru honorer DG (24) yang bunuh diri di fly over Cimindi Bandung terkenal humoris di sekolah. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman mengatakan korban tidak menunjukkan sikap yang aneh atau tetap beraktivitas seperti biasanya sebelum bunuh diri.
“Iya rutin tidak ada aneh-aneh tidak ada menunjukan perbedaan. Keterangan dari pihak sekolah orangnya humoris artinya tidak ramai gitulah, artinya friendly banget,” kata Rahman saat dihubungi, Minggu (30/6).
Terlebih, korban juga dikenal bisa bermain alat musik dan memiliki grup band. Sehingga, dapat menghibur orang banyak.
“Dia juga jadi penghibur di situ , karena dia bisa main musik, punya grup band sambil mengajar mungkin bersosialisasi dengan siswanya bisa lewat seni atau gimana. Jadi tidak ada cerita dia begini-begini tidak ada. (Jadi normal) Ya,”
Polisi mengidentifikasi kegiatan DG, guru honorer sebelum bunuh diri di Flyover Cimindi, perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung.
Dari hasil rekaman CCTV, DG masih berada di sekolah pukul 15.00 WIB pada Kamis (27/6) atau sehari sebelum tewas.
“Sampai dengan jam 17.00-19.00 WIB dia keluar sebentar. Kemudian dia masuk lagi ke sekolah jam 9 (21.00 WIB) dia tidur di sekolah istirahat di sekolah,” ucap Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman, Minggu, (30/6/2024).
Kemudian dari CCTV menangkap kalau DG kembali keluar area sekolah dengan memanjat pagar yang telah dikunci pukul 01.25 WIB, Jumat, (28/6/2024) dini hari.
“Jalan kaki. tidak menggunakan motor. Artinya pada jam 01.25 WIB ini yang bersangkutan menuju TKP, ke tempat gantung dirinya. Nah pada jam itu, yang bersangkutan keluar melompati pagar,” ungkap Rahman.
“Karena pada jam itu pagar sekolah sudah dikunci oleh keamanan sekolah. Motornya ditinggal di sekolah, nah kami telusuri ke CCTV dia sebenarnya naik apa,” tambahnya.