Hibata.id – Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) akan diterapkan melalui tiga model utama, yakni pembentukan koperasi baru, revitalisasi koperasi eksisting, serta pengembangan koperasi yang sudah berjalan.
“Ada tiga strategi utama yang akan dijalankan. Pertama, membentuk koperasi baru di desa-desa yang belum memiliki koperasi. Kedua, merevitalisasi koperasi yang sudah ada agar lebih produktif.
Ketiga, membangun dan mengembangkan koperasi yang telah berjalan agar lebih kuat dan berdaya saing,” ujar Budi Arie dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, saat ini terdapat sekitar 64 ribu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang siap bermigrasi menjadi koperasi. Langkah ini diyakini akan memperkuat sektor ekonomi desa dan memastikan distribusi barang yang lebih efisien.
“Dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih, rantai distribusi barang akan lebih singkat sehingga harga kebutuhan pokok di masyarakat bisa lebih terjangkau. Ini akan menguntungkan baik bagi produsen maupun konsumen,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, menyatakan bahwa pihaknya akan merevisi Peraturan Menteri Desa (Permendes) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Fokus Anggaran Penggunaan Dana Desa untuk mengakomodasi program ini.
“Revisi ini bertujuan agar dana desa bisa lebih difokuskan pada penguatan koperasi di tingkat desa. Semangatnya tetap sama, yaitu membangun ketahanan pangan, mendorong kemandirian ekonomi, dan mempercepat kemajuan desa,” ujar Yandri.
Ia menambahkan bahwa penguatan koperasi di desa diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian nasional yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Membangun desa berarti membangun Indonesia. Dengan koperasi sebagai pilar utama, kita optimistis desa-desa akan lebih maju dan berkembang,” tutup Yandri.
