Peristiwa

Desa Libungo Kembali Terendam Banjir, Kunjungan Pemda Diharap Tak Lagi Sekadar Formalitas!

×

Desa Libungo Kembali Terendam Banjir, Kunjungan Pemda Diharap Tak Lagi Sekadar Formalitas!

Sebarkan artikel ini
Hujan deras yang mengguyur sepanjang malam hingga dini hari kembali membawa bencana bagi warga Desa Libungo, Kecamatan Suwawa Selatan. (Foto: Istw)
Hujan deras yang mengguyur sepanjang malam hingga dini hari kembali membawa bencana bagi warga Desa Libungo, Kecamatan Suwawa Selatan. (Foto: Istw)

Hibata.id – Hujan deras yang mengguyur sepanjang malam hingga dini hari kembali membawa bencana bagi warga Desa Libungo, Kecamatan Suwawa Selatan. Air sungai yang meluap tak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menjebol jembatan penghubung yang menjadi nadi akses utama desa tersebut.

Banjir kali ini disebut lebih parah dibanding sebelumnya. Tujuh rumah warga dilaporkan terdampak langsung, sementara akses mobilitas warga nyaris lumpuh total akibat rusaknya jembatan. Kondisi ini diungkap oleh Agustin Hulopi, warga setempat, lewat unggahan di media sosial pada Kamis dini hari (11/04/2025).

Scroll untuk baca berita

“So ad drng so banjir lagi desa Libungo. Jebol lagi jembatan, kurang lebih 7 rumah terendam,” tulis Agustin dalam unggahannya di Facebook.

Baca Juga:  Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah

Air bah yang datang tiba-tiba membuat warga tak sempat menyelamatkan banyak barang. Beberapa rumah yang berada di tepi aliran sungai langsung disapu luapan air. Situasi ini memunculkan kembali trauma lama: ketakutan yang muncul setiap kali awan gelap menggantung di atas Libungo.

Ironisnya, banjir kali ini datang hanya berselang beberapa hari setelah pemerintah daerah mengunjungi lokasi pascabanjir sebelumnya. Agustin sempat mempertanyakan langsung maksud dan tindak lanjut dari kunjungan itu. Jangan sampai, katanya, kunjungan itu hanya formalitas.

“Saya tanya langsung ke salah satu pejabat yang datang. Dia bilang sementara ditanggulangi, tanggul akan ditinggikan. Tapi saya bilang percuma kalau cuma tanggul. Jembatan juga harus dikerjakan. Baru dia jawab nanti akan dikerjakan juga,” terang Agustin.

Baca Juga:  Yamin Abas Tewas Tertimpa Longsor Tambang Ilegal Pohuwato

Namun belum sempat janji itu diwujudkan, bencana sudah kembali datang lebih cepat dari respons birokrasi. Warga pun mulai merasa kunjungan-kunjungan itu tak lebih dari rutinitas simbolik yang jauh dari solusi.

“Kami bukan butuh selfie pejabat di lokasi banjir, kami butuh solusi nyata,” sindir salah satu warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.

Bagi warga Libungo, harapan sederhana: hidup tenang tanpa harus gelisah setiap kali mendengar suara gemuruh hujan. Namun, harapan itu kian jauh jika akar masalah seperti buruknya tata aliran sungai, lemahnya tanggul, dan minimnya kontrol terhadap pembangunan infrastruktur—termasuk jembatan—tidak segera dibenahi.

Baca Juga:  Kecelakaan Tunggal di Gorontalo Utara, Ketua Bawaslu dan Sopir Selamat

“Kami cuma ingin hidup tenang, tidak selalu khawatir setiap kali hujan turun. Harapan kami, pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah ini dengan serius,” ucap Agustin, penuh harap.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada laporan korban jiwa. Namun, trauma kolektif dan kerugian materi yang terus berulang jelas bukan sesuatu yang bisa disepelekan. Warga kini menanti bukan hanya kunjungan pejabat, tapi kepastian: bahwa mereka tak lagi tinggal di bawah bayang-bayang bencana.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600