Hibata.id – Green Earth resmi mendeklarasikan diri sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Deklarasi ini ditandai dengan aksi penanaman pohon yang berlangsung selama tiga hari sejak 16-18 Mei 2025, di delapan desa serta sejumlah sekolah di Kecamatan Paleleh.
Kegiatan penghijauan ini bertujuan untuk membantu mengurangi pemanasan global, meningkatkan kualitas udara, menjaga keseimbangan ekosistem, menyerap karbon dioksida (CO₂), serta meredam emisi gas rumah kaca.
Ketua Green Earth, Moh. Iwan Buhang, menyatakan bahwa deklarasi ini merupakan langkah awal dari komitmen Green Earth untuk mewujudkan lingkungan yang adil dan lestari. Ia menegaskan bahwa Green Earth hadir sebagai lembaga baru yang bertekad menjadi pelopor dalam upaya penyelamatan lingkungan.
“Green Earth memiliki visi besar untuk terwujudnya lingkungan dan alam yang adil dan lestari. Kami berharap lembaga ini dapat terus tumbuh dan berkontribusi nyata bagi masyarakat dan kelestarian bumi,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Moh. Iwan juga menyampaikan harapan kepada pemerintah agar segera mengambil langkah strategis menuju ekonomi hijau (green economy) yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Ia menilai, kebijakan seperti perluasan lahan sawit justru memperburuk kondisi lingkungan melalui deforestasi, banjir, kekeringan, kehilangan akses terhadap pangan, hingga kebakaran hutan — yang dampaknya paling dirasakan oleh masyarakat.
Kegiatan ini mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dan instansi terkait. Green Earth secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buol atas dukungan bibit pohon yang diberikan sebagai kontribusi terhadap kesuksesan acara ini.

Isu Global yang Mendesak
Di tengah meningkatnya isu pemanasan global, Green Earth menilai bahwa langkah-langkah kecil seperti penanaman pohon harus terus dilakukan. Pemanasan global yang disebabkan oleh deforestasi, emisi gas rumah kaca, polusi industri, dan penggunaan bahan kimia seperti CFC kini menjadi ancaman nyata di berbagai belahan dunia.
Laporan terbaru IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) pada 20 Maret 2023 dalam AR6 Synthesis Report mengungkapkan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia telah mempercepat intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem — seperti gelombang panas, hujan lebat, kekeringan, hingga siklon tropis — di seluruh dunia.
Kenaikan suhu bumi kini telah mencapai 1,1°C dan diproyeksikan akan meningkat hingga rata-rata 2,8°C pada tahun 2100, berdasarkan komitmen negara-negara dalam Nationally Determined Contributions (NDC). Angka ini hampir dua kali lipat dari target 1,5°C yang tercantum dalam Paris Agreement, batas aman yang disepakati secara global.
“Dalam situasi krisis iklim ini, menjaga bumi yang hijau harus dimulai dari langkah kecil dan nyata. Semua orang bisa menanam, tapi tidak semua mampu merawatnya. Di sinilah komitmen jangka panjang harus dibangun,” tutup Moh. Iwan.
Green Earth yang beranggotakan anak-anak muda ini sebenarnya resmi berdiri pada 1 Februari 2025, dengan harapan menjadi wadah gerakan masyarakat untuk merawat dan melestarikan lingkungan hidup demi generasi mendatang.