Hibata.id — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan bahwa wilayah tersebut mengalami deflasi sebesar 1,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2025.
Deflasi ini tercatat di dua wilayah utama, yakni Kota Gorontalo dengan deflasi 1,29 persen yoy dan Kabupaten Gorontalo yang lebih tinggi mencapai 1,71 persen yoy.
Penurunan harga di sejumlah kelompok pengeluaran menjadi pemicu utama deflasi tersebut. Kepala BPS Provinsi Gorontalo menjelaskan bahwa empat kelompok pengeluaran menunjukkan penurunan indeks harga:

- Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau: turun sebesar 1,29 persen.
- Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga: turun signifikan hingga 10,72 persen.
- Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rumah Tangga: turun sebesar 0,11 persen.
- Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan: turun sebesar 0,74 persen.
Meski demikian, tujuh kelompok pengeluaran lainnya justru mencatat inflasi tahunan. Kelompok tersebut adalah:
- Pakaian dan Alas Kaki: naik sebesar 2,87 persen.
- Kesehatan: meningkat sebesar 0,28 persen.
- Transportasi: naik sebesar 0,06 persen.
- Rekreasi, Olahraga, dan Budaya: tumbuh sebesar 0,39 persen.
- Pendidikan: naik sebesar 0,55 persen.
- Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran: mengalami inflasi sebesar 2,02 persen.
- Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya: mencatat kenaikan tertinggi sebesar 3,34 persen.
Secara bulanan (month-to-month/mom), Provinsi Gorontalo juga mengalami deflasi sebesar 1,64 persen pada Januari 2025. Angka yang sama juga tercatat dalam deflasi sejak awal tahun (year-to-date/ytd) sebesar 1,64 persen.
Deflasi yang terjadi di awal tahun ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat serta penurunan harga pada beberapa sektor strategis. Pemerintah daerah diharapkan terus memantau perkembangan harga serta memastikan kestabilan ekonomi lokal agar dampak negatif deflasi dapat diminimalkan.